Bisnis.com, JAKARTA — Krisis Evergrande telah menurunkan minat pembeli rumah seiring dengan 1,6 juta rumah tangga telah menempatkan deposito di apartemen Evergrande yang belum dibangun.
Dilansir Bloomberg pada Senin (18/10/2021), penjualan 100 perusahaan real estate terbesar di China mencatat penurunan penjualan hingga 36 persen pada September dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut China Real Estate Information Corp.
Goldman Sachs Group Inc., mengatakan hal ini akan menekan ekonomi China yang bergantung pada industri properti hingga lebih dari seperempat produk domestik bruto.
Pertumbuhan PDB diprediksi melambat menjadi 5 persen pada kuartal III/2021 dari 7,9 persen dalam tiga bulan sebelumnya, menurut ekonom yang disurvei menjelang data pemerintah yang dirilis Senin.
"Regulator akan memastikan dukungan keuangan diberikan sehingga proyek properti Evergrande dapat dilanjutkan. [Ekspansi pengembang yang terlalu cepat] menyebabkan memburuknya metrik keuangan dan risiko meledak pada akhirnya," ujar Kepala Departemen Pasar Keuangan Bank Rakyat China Zou Lan .
Dia menegaskan bahwa bank sentral akan memastikan Evergrande mempercepat pelepasan asetnya dan melanjutkan konstruksi normal proyek-proyeknya.
Bank sentral mengatakan kepada Evergrande pada Agustus untuk menyelesaikan masalah utangnya dan menahan diri dari menyebarkan informasi tidak benar, setelah pertemuan dengan eksekutif perusahaan.
Pada September, regulator mengeluarkan serangkaian instruksi kepada Evergrande untuk mengambil semua tindakan agar menghindari default jangka pendek pada obligasi dolar sambil berfokus pada penyelesaian properti yang belum selesai dan membayar investor individu.