Bisnis.com, JAKARTA - Regulator China melarang unit usaha PwC di China beroperasi selama enam bulan dan menjatuhkan denda sebesar 441 juta yuan atau sekitar Rp958 miliar karena keterlibatan terhadap penipuan audit pengembang properti China Evergrande yang mengalami kebangkrutan.
Melansir Reuters, Sabtu (14/9/2024), regulator sekuritas China mengatakan bahwa penyelidikannya menemukan bahwa PwC Zhong Tian LLP “menutup mata” dan “bahkan memaafkan” penipuan yang dilakukan oleh Evergrande dalam audit laporan keuangan tahunan dari anak usaha utama pengembang tersebut - Hengda Real Estate - dan membantu penerbitan obligasi pada 2019 dan 2020.
“Perilaku PwC lebih dari sekadar kegagalan audit. PwC, sampai batas tertentu, menutupi dan bahkan membiarkan penipuan keuangan Hengda Real Estate dan penerbitan obligasi korporasi yang curang,” kata Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRC).
Pihak berwenang China telah memeriksa peran PwC dalam praktik akuntansi Evergrande sejak CSRC menuduh pengembang tersebut pada bulan Maret atas penipuan senilai US$78 miliar selama dua tahun hingga tahun 2020.
PwC Zhong Tian menyatakan bahwa pihaknya menerima bahwa pekerjaan audit terhadap Hengda berada di bawah standar yang tinggi. PwC mengaudit Evergrande selama hampir 14 tahun hingga awal 2023.
“Kami bertekad untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dan memperkuat cara kami beroperasi di masa mendatang,” jelas manajemen.
Baca Juga
Penangguhan bisnis dan denda ini merupakan yang terberat yang pernah diterima oleh firma akuntansi Big Four di China. Hal ini terjadi di tengah eksodus klien dan pemutusan hubungan kerja (PHK) di firma tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam kasus terbaru dimana auditor Big Four terkena denda yang cukup besar, cabang Deloitte di Beijing tahun lalu didenda 211,9 juta yuan (sekitar Rp 460 miliar) dan operasi cabang tersebut ditangguhkan selama tiga bulan setelah ditemukannya kekurangan serius dalam audit atas China Huarong Asset Management.
Langkah terbaru ini akan mengaburkan prospek PwC di negara dengan perekonomian nomor dua di dunia ini. PwC Zhong Tian, entitas akuntansi yang terdaftar dan kantor cabang utama PwC di China, adalah auditor dengan pendapatan tertinggi di negara tersebut pada tahun 2022, menurut data resmi terbaru.
“Kerugiannya sangat besar dalam hal reputasi, yang mempengaruhi kemampuan untuk mendapatkan bisnis baru di Cina di luar denda,” kata Gary Ng, ekonom senior Asia Pasifik di Natixis.
PwC Zhong Tian akan dilarang menandatangani dokumen-dokumen penting tertentu untuk klien-klien di China daratan seperti hasil dan aplikasi IPO selama enam bulan ke depan.
Penangguhan bisnis ini juga akan mempengaruhi unit ini secara keseluruhan untuk tidak menerima klien-klien baru dari BUMN atau perusahaan-perusahaan yang terdaftar di dalam negeri dalam tiga tahun ke depan, sesuai dengan peraturan yang berlaku di China.
Tahun lalu, regulator domestik menegaskan bahwa perusahaan BUMN China dan perusahaan publik yang terdaftar di China harus sangat berhati-hati dalam mempekerjakan auditor yang telah menerima denda peraturan atau hukuman lainnya dalam tiga tahun terakhir.
“Kami kecewa dengan hasil kerja audit PwC Zhong Tian terhadap Hengda, yang berada di bawah standar yang kami harapkan dari perusahaan-perusahaan anggota jaringan PwC,” demikian ungkap jaringan PwC global dalam pernyataan terpisah.
Perusahaan tersebut mengatakan sebagai bagian dari akuntabilitas dan tindakan perbaikan, partner senior wilayah PwC China, Daniel Li, telah mengundurkan diri dua bulan setelah menjabat karena “tanggung jawab sebelumnya” sebagai kepala bisnis audit lokal.
Li menandatangani beberapa dokumen Evergrande, termasuk satu dokumen tentang penerbitan obligasi lokal pengembang tersebut pada tahun 2021 sebagai kepala PwC Zhong Tian.