Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Kecelakaan di Jalan Tol, BPJT Gunakan Teknologi Ini

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) memasang sejumlah teknologi untuk mengantisipasi kecelakaan di sejumlah jalan tol. Harapannya, teknologi tersebut bisa menekan risiko akibat kecelakaan yang terjadi.
Jalan tol A.P. Pettarani Makasssar. Tol yang menjadi bagian dari Tol Ujung Pandang Seksi 3 sepanjang 4,3 kilometer ini telah diresmikan pada Kamis (18/3/2021) oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, dan Walikota Makassar Ramdhan Pomanto./Istimewa
Jalan tol A.P. Pettarani Makasssar. Tol yang menjadi bagian dari Tol Ujung Pandang Seksi 3 sepanjang 4,3 kilometer ini telah diresmikan pada Kamis (18/3/2021) oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, dan Walikota Makassar Ramdhan Pomanto./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) memasang sejumlah teknologi untuk mengantisipasi kecelakaan di sejumlah jalan tol. Harapannya, teknologi tersebut bisa menekan risiko akibat kecelakaan yang terjadi.

Danang Parikesit, Kepala BPJT, mengatakan bahwa salah satu teknologi yang dipasang untuk menekan kecelakaan di jalan tol adalah speed gun mendeteksi kendaraan yang melebihi batas kecepatan yang telah ditentukan.

“Biasanya alat ini digunakan pada saat operasi penertiban kendaraan dengan kecepatan berlebih, dan kapasitas beban yang lebih atau dikenal sebagai ODOL yang terus digelar secara rutin oleh BUJT [Badan Usaha Jalan Tol], bersama pihak Kepolisian dan Dinas Perhubungan,” ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.

Selain itu, BPJT juga menggunakan teknologi crash cushion di sejumlah jalan tol untuk mengantisipasi kendaraan yang melebihi batas kecepatan. Crash cushion diyakini dapat menekan risiko kecelakaan saat kendaraan menabrak pembatas jalan.

“[Crush cushion] dipasang di Tol Solo–Ngawi, Tol Semarang–Solo, Tol Batang–Semarang, Tol A.P. Pettarani, Tol Cengkareng–Kunciran, Tol Serang–Panimbang, dan Tol Jakarta–Cikampek,” tuturnya.

Selain itu, ada juga teknologi singing road di Tol Ngawi–Kertosono, dan sejumlah lampu strobo di titik rawan kecelakaan, serta wire rope dan rumble dot di Tol Cipali.

Terkait penentuan pagar pembatas beton pada sisi jalan, kata Danang, infrastruktur tersebut telah dipasang dengan mempertimbangkan risiko fatalitas ketika terjadi kecelakaan.

Menurutnya, beberapa jenis pagar pengaman memiliki kriteria defleksi/lentur yang berbeda, dan digunakan sesuai dengan peruntukannya.

“Penempatan concrete barrier [beton] pada umumnya ditempatkan pada lokasi-lokasi yang dianggap berbahaya, seperti jembatan ataupun untuk median/pemisah jalur yang jaraknya berdekatan, sehingga dapat memperkecil risiko kendaraan menyeberang ke jalur berlawanan. Hal ini juga menjaga agar kendaraan terhindar dari fatalitas kecelakaan, dan tetap nyaman dalam berkendara,” katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper