Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah dinilai masih perlu menggelontorkan insentif dan stimulus bagi dunia usaha pada tahun depan. Pasalnya sejumlah industri masih berjibaku dengan dampak berkepanjangan dari pandemi.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bobby Gafur Umar mengatakan meski tanda-tanda pemulihan sudah tampak dalam dua kuartal terakhir, insentif dan stimulus tetap diperlukan pada tahun depan.
"Masih butuh insentif karena kontraksi ekonomi berlangsung selama dua tahun, walaupun dua kuartal terakhir terlihat ada peningkatan dan pemulihan," kata Bobby saat dihubungi, Rabu (24/11/2021).
Sektor yang paling membutuhkan dukungan insentif antara lain perhotelan, restoran, transportasi dan industri terkait pariwisata lainnya.
Adapun, sektor industri yang terlihat sudah cukup kuat untuk dilepas tanpa insentif yakni sektor konstruksi dan industri pendukungnya seperti besi dan baja. Hal itu terdorong penyelesaian proyek-proyek pemerintah yang didorong untuk selesai pada akhir tahun.
Selain itu, sektor otomotif juga mulai menunjukkan pemulihan. Bobby mengapresiasi program diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) yang diberlakukan pemerintah sampai akhir tahun ini, sehingga kinerja industri dapat terdongkrak signifikan.
"Ke depan sebanyak mana pemerintah bisa membuat program yang berdampak langsung. Insentifnya entah itu pajak, tetapi juga dukungan pendanaan dari perbankan dengan bunga yang lebih murah," ujarnya.
Adapun mengenai penanganan pandemi pada tahun depan, dia mengaku optimistis seiring pengembangan pengobatan Covid-19 yang tidak hanya bertumpu pada vaksin semata.