Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Penurunan Berlanjut, Harga Batu Bara Jadi Segini

Tren negatif komoditas ini terjadi tidak lama setelah pemerintah China mengintervensi tambang batu bara untuk meningkatkan produksi menjelang musim dingin.
Kegiatan operasional di tambang batu bara yang dikelola oleh PT Harum Energy Tbk./harumenergy
Kegiatan operasional di tambang batu bara yang dikelola oleh PT Harum Energy Tbk./harumenergy

Bisnis.com, JAKARTA – Harga komoditas batu bara terus melanjutkan tren penurunan di bawah US$150 per metrik ton seiring dengan upaya China meningkatkan produksi emas hitam.

Berdasarkan bursa ICE Newcastle, harga komoditas ini terkoreksi 4,10 poin dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya menjadi US$140,90 per metrik ton untuk kontrak November pada Selasa (2/11/2021).

Sementara itu, batu bara untuk kontrak Desember 2021 dihargai US$137,10 per metrik ton atau turun 1,90 poin dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. 

Tren negatif komoditas ini terjadi tidak lama setelah pemerintah China mengintervensi tambang batu bara untuk meningkatkan produksi menjelang musim dingin. Selain itu, Xi Jinping juga menekan perusahaan tambang menekan harga jual di pasar. 

Output harian rata-rata China meningkat lebih dari 1,2 juta ton ke rekor di atas 11,6 juta ton pada 18 Oktober. Apalagi, impor batubara negara itu melonjak 76 persen pada September, terutama dari Rusia dan Indonesia,” dilansir Tradingeconomics, Rabu (3/11/2021). 

Intervensi ini memudahkan perusahaan pembangkit listrik memasok bahan bakar energi. Pembangkit kini telah memiliki persediaan bahan baku untuk 16 hari, dibandingkan Oktober dengan stok hanya selama dua hari. 

Laporan dari Commonwealth Bank of Australia juga menyebutkan jumlah provinsi China yang mengalami kekurangan energi berangsur turun. Penurunan ini cukup tajam dari sebelumnya krisis energi dialami 18 provinsi pada awal Oktober, menjadi dua provinsi pada pertengahan Oktober.

Di dalam negeri, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) meminta pemerintah tidak menerbitkan aturan batu di tengah anomali harga batu bara dunia. 

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan bahwa harga tinggi komoditas ini hanya bersifat sementara. Sebab itu, harga batu bara rentan anjlok seiring dengan kebijakan pemerintah dunia termasuk China.  

Dia menyebut intervensi China terhadap perusahaan tambang di negara itu turut berdampak pada berkurangnya minat pengusaha untuk berinvestasi di sektor batu bara. Pemerintah menurutnya perlu mengambil sikap untuk memastikan investasi ini terus berlanjut.  

“Untuk mendorong minat investasi, sebaiknya pemerintah perlu mempertimbangkan untuk tidak menerbitkan aturan yang menambah beban perusahaan apalagi industri pertambangan batu bara,” katanya kepada Bisnis, Senin (1/11/2021). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper