Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Manajer Pembelian (PMI) IHS Markit menunjukkan sektor manufaktur di Asean menunjukkan kenaikan yang semakin kencang pada Oktober tahun ini meskipun masih masih menghadapi tantangan kenaikan biaya produksi.
PMI naik dari 50,0 pada September menjadi 53,6 pada Oktober, menandakan perbaikan pertama pada kondisi manufaktur Asean sejak Mei. Periode ini menjadi salah satu yang tercepat sejak pengumpulan data yang dimulai pada Juli 2012.
Namun, adanya gangguan rantai pasok telah menyebabkan kenaikan inflasi karena biaya produksi juga naik.
"Kondisi pengoperasian yang lebih baik tercatat di tujuh negara konstituen Asean, kecuali satu negara selama bulan Oktober. Indonesia berada di puncak peringkat, dengan headline PMI [57,2] tertinggi pada rekor dan indikasi perbaikan cepat pada sektor kesehatan, di tengah pelonggaran tindakan lockdown," seperti dikutip dari laporan IHS Markit pada Selasa (2/10/2021).
Adapun, pada posisi kedua dicatatkan oleh Singapura, dengan headline indeks (54,5) bertahan di wilayah ekspansi selama 2 bulan berturut-turut dan menunjukkan kenaikan tajam pada kondisi manufaktur.
Sementara itu, PMI Malaysia masih di atas normal yakni sebesar 52,2 untuk pertama kalinya sejak Mei. Capaian tersebut mengindikasikan perbaikan tercepat kedua pada sektor manufaktur sejak April 2014.
Baca Juga
Vietnam juga menyaksikan ekspansi pertama mereka sejak Mei, dengan indeks headline (52,1) menunjukkan perbaikan kondisi tingkat sedang.
Di saat yang sama, Filipina dan Thailand mencatat perbaikan marginal pada kesehatan sektor produksi barang, dengan masing-masing PMI tercatat di posisi 51,0 dan 50,9.
Adapun, Myanmar merupakan satu-satunya negara yang mencatat penurunan pada kondisi pengoperasian selama Oktober yakni sebesar 43,3, penurunan paling lambat sejak Januari.