Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkap bahwa sudah berhasil mengeksekusi Rp517,6 triliun atau 73,1 persen dari total investasi mangkrak yang mencapai Rp708 triliun.
Staf Ahli I Bidang Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Heldy Satrya Putera mengatakan bahwa BKPM sudah menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi investor dalam sejumlah proyek investasi mangkrak.
Heldy mengatakan pihaknya telah memfasilitasi proyek investasi tersebut mulai dari menyelesaikan permasalahan perizinan, sampai ke tahap produksinya.
"Ini hasil fasilitasi yang sudah kami lakukan. Ini sudah berhasil kami selesaikan masalah-masalah yang dihadapi investor baik dari dalam dan luar negeri. Baik [proyek] besar maupun kecil, dan ini akan terus kami lakukan," kata Heldy pada Forum Dialog HUT 83 Sinar Mas: Economic Outlook 2022, Rabu (6/10/2201).
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM di 2021 yang disajikan Heldy, upaya dalam memfasilitasi sejumlah proyek investasi mangkrak ini telah membuahkan hasil. Tambahan total nilai realisasi investasi yang dieksekusi pada Desember 2020 mencapai Rp517,6 triliun atau 73,1 persen dari potensi realisasi investasi sebesar Rp708 triliun.
Adapun, proyek investasi yang sudah difasilitasi itu di antaranya meliputi Pertamina Rosneft sebesar Rp211,9 triliun, Lotte Chemical Rp61,2 triliun, PT Indo Raya Tenaga Rp58,1 triliun, Vale Indonesia Rp39,2 triliun, PT Tanjung Jati Power Rp38 triliun, dan Hyundai Rp21,7 triliun.
Selanjutnya, Kobexindo Rp14 triliun, Indonesia Power Rp9,5 triliun, PT Multimas Nabati Asahan Rp7,7 triliun, PT Tenaga Listrik Bengkulu Rp5,2 triliun, PT GCL Indo Tenaga Rp2,7 triliun, CJ Cheil Jedang Rp2,4 triliun, PT Galempa Sejahtera Bersama Rp2 triliun.
Kemudian, Masdar Rp1,8 triliun, PT Sumber Mutiara Indah Perdana (SMIP) Rp1,8 triliun, PT Minahasa Cahaya Lestari Rp1,8 triliun, Malindo Rp1,1 triliun, BP Rp1 triliun, Pertamina Rp6 triliun, PT Halmahera Persada Lygend Rp5,4 triliun, Gorontalo Listrik Perdana Rp2,8 triliun.
Lalu, investasi Jambi Integrated City Rp2,4 triliun, PLN Proyek Hululais Rp2,3 triliun, PT Sulawesi Cahaya Mineral Rp1,4 triliun, First Pacific Rp14,7 triliun, dan lain-lain Rp1,4 triliun.