Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Anak Usaha PLN, Energy Management Indonesia Diharapkan Bisa Akselerasi Bauran EBT

PT PLN (Persero) berharap keberadaan PT Energy Management Indonesia sebagai anak perusahaan mampu mendukung langkah perseroan mengakselerasi bauran energi baru terbarukan sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030.
Ilustrasi./Istimewa
Ilustrasi./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) berharap keberadaan PT Energy Management Indonesia sebagai anak perusahaan mampu mendukung langkah perseroan mengakselerasi bauran energi baru terbarukan sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030.

Seperti diketahui, Energy Management Indonesia (EMI) resmi menjadi anak usaha PLN setelah pengalihan seluruh saham Seri B Negara perusahaan itu ke perseroan. Proses itu pun diatur dalam Peraturan pemerintah Nomor 65/2021.

Zulkifli Zaini, Direktur Utama PLN, mengatakan bahwa keberadaan EMI diharapkan bisa meningkatkan nilai perseroan dan mendorong green economy di sektor energi untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Kita ketahui, EMI berpengalaman di bidang energi baru terbarukan [EBT], serta konservasi energi dan lingkungan, sehingga akan berkontribusi dalam langkah strategis PLN untuk ketahanan energi melalui pencapaian target bauran EBT,” katanya melalui keterangan resmi, Rabu (6/10/2021).

EMI sendiri memang telah teruji melalui keterlibatannya dalam sejumlah proyek konservasi dan efisiensi energi. Dengan total estimasi konversi energi fosil ke energi ramah lingkungan mencapai 4,1 megawatt (MW), maka nilai efisiensi bisa sebanyak Rp52,86 miliar.

Secara nasional, lanjut Zulkifli, EMI akan berkontribusi pada pencapaian target konservasi energi, pertumbuhan ekonomi nasional, dan penurunan emisi karbon.

PLN sendiri akan fokus melakukan dekarbonisasi energi untuk mengurangi efek gas rumah kaca pada pembangkit listrik dan sektor transportasi dengan target 117 juta ton CO2, dengan kontribusi EMI pada dekarbonisasi PLN sebanyak 3,3 juta ton CO2.

Selain itu, PLN juga saat ini juga telah menggunakan energi bersih dalam produksi listrik, yakni mengimplementasikan co-firing.

PLN setidaknya telah memproduksi listrik sebesar 85.015 megawatt per hours (MWh) atau setara dengan 291,1 MW dari implementasi co-firing di 18 lokasi PLTU hingga Juli 2021.

Co-firing merupakan salah satu program strategis PLN dalam meningkatkan bauran EBT 23 persen pada 2025, melalui pemanfaatan biomassa hutan tanaman energi, pelet sampah, dan limbah perkebunan atau pertanian sebagai substitusi sebagian bahan bakar batu bara di PLTU.

Zulkifli menambahkan, dengan implementasi co-firing, PLN berupaya melakukan transformasi dengan mendorong penggunaan energi rendah karbon yang ramah lingkungan.

“Implementasi co-firing akan dilakukan di PLTU tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendorong efisiensi dari operasional pembangkit. EMI juga dapat berperan dalam mendorong implementasi co-firing,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper