Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) optimistis dapat menjalankan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030 dengan baik melalui sejumlah strategi yang akan dikerjakan perseroan.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini memaparkan, sejumlah langkah ditempuh perusahaan setrum negara itu untuk mencapai pengembangan pembangkit listrik hingga 40,57 gigawatt (GW) pada 2030.
Pertama, meningkatkan keberhasilan commercial operation date (COD) pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang berkontribusi besar terhadap bauran energi bersih.
Kedua, program dedieselisasi PLTD yang tersebar menjadi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 1,2 gigawatt peak (GWp) dengan baterai. Ketiga, pembangunan PLTS 4,7 GW, dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) 0,6 GW. Keempat, implementasi co-firing biomassa pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
“Setelah 2025, pembangkit dasar yang sebelumnya dirancang menggunakan PLTU batu bara diganti dengan PLT EBT Base 1 GW, serta melakukan retirement 1,1 GW PLTU subcritical di Muara Karang, Tanjung Priok, Tambak Lorok, dan Gresik pada 2030,” katanya, Selasa (5/10/2021).
Selain itu, pengembangan pembangkit energi terbarukan juga harus memperhitungkan keseimbangan antara supply dan demand, kesiapan sistem, serta keekonomian. Upaya tersebut harus diikuti dengan kemampuan domestik untuk memproduksi EBT.
Baca Juga
“Sehingga ke depan Indonesia tidak menjadi hanya negara pengimpor EBT belaka,” terangnya.
Ke depan, Zulkifli optimistis EBT tidak hanya sebatas energi bersifat intermiten. Energi terbarukan nantinya dapat menjadi pemikul beban dasar atau base load yang akan bersaing dengan energi fosil.
“Dan saat itulah development and application renewable energy akan menjadi kekuatan PLN untuk menjamin seluruh pelosok negeri menyala dengan listrik yang ramah lingkungan.”
Selain itu, PLN juga menyatakan kesiapannya mendukung rencana pemerintah dalam komitmen menuju Indonesia bersih. Perseroan mendukung penuh upaya pemerintah dalam mencapai bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.
“PLN pun optimistis dapat mengurangi emisi karbon sebesar 100 juta metrik ton dari proyeksi sebesar 280 juta metrik ton pada 2030 melalui RUPTL hijau ini,” sebutnya.