Bisnis.com, JAKARTA — Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan meyakini bahwa inflasi terjaga dengan baik dan inflasi inti bergerak dengan stabil pada September 2021 secara tahunan. Adapun, jika dilihat secara bulanan, terjadi deflasi pada bulan lalu.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi September 2021 tercatat sebesar 1,6 persen (year-on-year/yoy). Jumlah itu meningkat tipis dari tingkat inflasi Agustus 2020 sebesar 1,59 persen (yoy).
Adapun, secara bulanan, pada September 2021 tercatat deflasi sebesar 0,04 persen (month-to-month/mtm). Posisinya berubah dibandingkan dengan Agustus 2021 yang mengalami inflasi 0,03 persen (mtm).
Kepala BKF Febrio Kacaribu menilai bahwa inflasi secara tahunan pada September 2021 mencerminkan adanya peningkatan laju pemulihan aktivitas konsumsi, terlihat dari naiknya inflasi administered price. Meskipun secara bulanan terjadi deflasi, menurutnya, komponen inflasi masih relatif terjada dengan baik.
"Peningkatan inflasi relatif terjaga dengan baik, khususnya merujuk kepada inflasi inti yang masih bergerak stabil, serta komponen volatile food yang menurun seiring dengan masa panen," ujar Febrio pada Jumat (1/10/2021).
Menurutnya, inflasi inti menggambarkan harga saat masyarakat melakukan aktivitas konsumsi sehari-hari, seperti membeli pakaian, perlengkapan rumah tangga, dan pergi ke restoran. Inflasi inti pada September 2021 tercatat hanya sebesar 0,13 persen (MtM), tetapi dia menilai bahwa catatan itu relatif stabil.
Baca Juga
"Kalau [inflasi inti] mulai stabil berarti masyarakat membeli yang biasa dibeli," ujar Febrio.
Beberapa komponen inflasi yang mulai meningkat di antaranya sandang, penyediaan makanan dan minuman/restoran, rekreasi, perlengkapan rutin rumah tangga, dan transportasi. Komponen-komponen itumerupakan jenis barang dan jasa yang tingkat konsumsinya sempat tertahan pada masa puncak penyebaran varian delta Covid-19.
“Perbaikan yang cepat baik di sisi produksi maupun konsumsi adalah penanda bahwa pemerintah harus terus mempertahankan kerja kerasnya terkait penanganan Covid-19 agar kasus terus terkendali. Ini harus diperkuat dengan akselerasi vaksinasi,” ujar Febrio.