Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat Perang Dagang, Mendag: RI Defisit 5.000 Kontainer Ekspor Tiap Bulan

Eksportir dalam negeri mengalami kelangkaan kontainer akibat tingginya permintaan ekspor di tengah momentum perang dagang tersebut.
Truk kontainer bersiap menurunkan kontainer ke dalam kawasan Terminal Peti Kemas dalam kawasan Pelindo II./Bisnis-Anggara Pernando
Truk kontainer bersiap menurunkan kontainer ke dalam kawasan Terminal Peti Kemas dalam kawasan Pelindo II./Bisnis-Anggara Pernando

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menuturkan kinerja ekspor dan impor Indonesia terkendala mahalnya biaya logistik akibat perang dagang di tingkat pasar internasional selama pandemi Covid-19. 

Akibat intensitas perang dagang belakangan ini, Lutfi mengatakan eksportir dalam negeri kebanjiran pesanan dari beberapa negara. Sejumlah produk seperti garmen, pakaian, elektronik hingga alas kaki mengalami peningkatan ekspor yang signifikan. 

“Kita lihat China, karena perang dagang ini ekspor mereka drop sebesar 25 persen ke Amerika Serikat karena tinggi pajaknya. Kita kalau dapat separuh dari 25 persen itu bisa meningkat kapasitas industri dalam negeri,” kata Lutfi seperti dikutip dari Bisnis TV, Kamis (30/9/2021). 

Di sisi lain, Lutfi menerangkan eksportir dalam negeri mengalami kelangkaan kontainer akibat tingginya permintaan ekspor di tengah momentum perang dagang tersebut. Dia mengaku eksportir Indonesia kekurangan 5.000 kontainer setiap bulannya untuk memenuhi pesanan dari importir luar negeri tersebut. 

“Kontainer tidak ada tetapi harga shipping ke luar negeri itu mahal sekali. Bayangkan, satu kontainer ke Amerika Serikat itu bisa mencapai US$10.000 hingga US$15.000 padahal sebelumnya US$2.000,” kata dia. 

Sebelumnya, Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) dan Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) mendesak Presiden Joko Widodo agar menginstruksikan kepada jajaran Kementerian terkait segera menangani kasus kelangkaan kontainer yang telah berdampak kepada naiknya tarif ocean freight. 

Sekretaris Jenderal GPEI Toto Dirgantoro menjelaskan meroketnya ocean freight di tengah kelangkaan peti kemas sudah tak terkendali lagi karena hingga mencapai 500 persen hampir di seluruh rute pelayaran utama. Naiknya logistik laut diakuinya jelas menghambat ekspor nasional yang saat ini sedang menggeliat.

“Kami meminta pemerintah seperti India dan Thailand dan lainnya campur tangan kita juga punya Komisi Pengawas Persaingan Usaha [KPPU]. Tapi pemerintah juga harus campur tangan. Kami berharap pemerintah juga bisa mengundang para liner seperti India mereka memberikan sanksi harus bisa menyediakan jumlah minimal kontainer kalau tidak izin berlayarnya nggak keluar,” ujarnya, Senin (23/8/2021).

Toto yang juga ketua umum Depalindo menjelaskan telah berkoordinasi kepada negara lainnya yang tergabung dalam Asia, Eropa dan Amerika shipping council dalam menyampaikan persoalan ini kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Bahkan Presiden AS juga akan melakukan penyelidikan terkait dengan persaingan usaha karena berkaitan dengan tarif peti kemas yang membebani para pelaku.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper