Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Buka Destinasi Wisata, Pasar Penerbangan Masih Terbatas

Alvin Lie menyebut pasar penerbangan dalam negeri masih terbatas kendati pemerintah membuka destinasi wisata secara bertahap.
Bandara Hang Nadim, Batam. /batam-airport.com
Bandara Hang Nadim, Batam. /batam-airport.com

Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai dinilai perlu menyiapkan diri menghadapi rendahnya jumlah penumpang saat ini kendati pemerintah akan membuka pariwisata di Bali secara bertahap.

Pemerhati penerbangan Alvin Lie mengatakan pembukaan rute bertahap menuju Bali dan Kuala Lumpur kembali oleh AirAsia Indonesia merupakan hal yang lumrah karena selama ini target pasar maskapai tersebut adalah pariwisata.

Alvin berpendapat tak mengherankan pula, apabila sebelumnya maskapai dengan kode penerbangan QZ tersebut menutup layanan berjadwalnya sementara waktu seiring dengan adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat karena target pasarnya yang spesifik.

Menurutnya, dengan kebijakan membuka kembali pariwisata di Bali belum tentu dapat meningkatkan jumlah penumpang pesawat. Alasannya, dalam masa pemulihan pandemi, pendapatan perusahaan dan karyawan juga ikut berkurang.

Belum lagi, lanjutnya, persyaratan yang semakin ketat juga menjadi kendala karena hanya bisa dilakukan oleh masyarakat yang sudah menerima vaksin minimal dosis pertama serta tes PCR bagi calon penumpang yang belum menerima vaksin secara lengkap. Ini berarti pasar penerbangan juga semakin sempit.

“Memang keinginan bepergian ada tapi kendalanya juga banyak. Potensi pasar maskapai semakin menyusut karena yang boleh bepergian yang sudah vaksin. Statistik resmi pemerintah mencatat ,masyarakat yang sudah vaksinasi satu kali kisaran 30 persen, sedangkan yang telah vaksin dua kali baru 20 persen. Nah, ini gambaran kasarnya berarti yang harus tes PCR untuk naik pesawat ya artinya tinggal cuma 30 persen,” ujarnya, Rabu (29/9/2021).

Kondisi yang sama berlaku untuk penerbangan internasional, Alvin juga tak yakin kembali bergerak karena persyaratanya lebih berat dan mewajibkan karantina. Pada umumnya masyarakat masih menghindari penerbangan internasional ke negara yang ketat menerapkan karantina.

“Kami berharapnya juga semoga bisa cepat pulih. Maskapai juga perlu mempersiapkan diri menghadapi pasar sempit, perilaku konsumen yang berhati-hati secara psikologis dan keuangan untuk belanja, bepergian apalagi pariwisata,” imbuhnya.

AirAsia Indonesia memutuskan mengoperasikan kembali penerbangan berjadwalnya secara bertahap mulai Oktober 2021 setelah menghentikan layanannya hampir 3 bulan.

Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Yosephine mengatakan saat ini telah mempersiapkan seluruh kru dan pesawat agar segera melayani kembali penerbangan berjadwal dan memastikan keselamatan dan keamanan terbang bersama AirAsia. Rute perjalanan yang kembali dibuka pada Oktober 2021 adalah Jakarta-Bali (pp) dan Jakarta – Kuala Lumpur (pp).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper