Bisnis.com, YOGYAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) senantiasa berkomitmen dan konsisten dalam mendukung pengembangan usaha mikro kecil (UMK) sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan.
Kali ini, Angkasa Pura I menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan ekspor bagi 30 mitra binaan perusahaan di wilayah Yogyakarta yang bekerja sama dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor (PPEI) Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN) Kementerian Perdagangan, pada 21 hingga 23 September 2021 di Yogyakarta.
Selain untuk meningkatkan kecakapan UMK binaan dalam mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi di bidang perdagangan secara umum, pelatihan ini juga bertujuan untuk menjadikan UMK binaan memahami potensi dan peluang pasar produk potensial daerah beserta tren produk di pasar ekspor dan standar mutu produk. Tak hanya itu, pelatihan ini juga dapat memperluas jaringan melalui pertemuan dengan UMK lain dengan latar belakang pengalaman yang berbeda sekaligus dapat meningkatkan citra positif usahanya.
"Melanjutkan berbagai upaya kami sebelumnya untuk membantu mengembangkan UMKM, kali ini Angkasa Pura I melakukan pelatihan ekspor bagi mitra binaan perusahaan di wilayah Yogyakarta. Semoga berbagai upaya dan kontribusi Angkasa Pura I terhadap pelaku UMKM selama ini, khususnya pada masa pandemi, dapat membantu mitra UMKM dapat bertahan pada masa pandemi ini dan dapat kembali bangkit ketika pandemi usai," ujar Vice President Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Handy Heryudhitiawan.
Koordinator Bidang Pengembangan Diklat Ekspor Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Santi Setiastuti mengatakan bahwa saat ini total ekspor Indonesia masih bagus dan meningkat, serta terdapat perbaikan jika dibandingkan dari tahun ke tahun. Sebanyak 80 persen penopang ekonomi Indonesia adalah pelaku UKM, namun baru 4 persen yang melakukan ekspor. Ia berharap, setelah pelatihan selesai, seluruh peserta dapat melakukan ekspor karena peluang ekspor masih sangat besar.
“Tugas kami dari PPEI adalah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para pelaku usaha. Melalui rangkaian pelatihan ini, kita akan memetakan bersama bagaimana cara pelaku usaha untuk memulai ekspor. Selain melalui pelatihan, masyarakat juga dapat mengakses e-learning center kudagang.kemendag.go.id untuk belajar secara mandiri tentang kegiatan ekspor,” ujar Santi Setiastuti.
Adhistia Rizky, salah satu peserta PPEI sekaligus pemilik UKM Belle First Indonesia, mengatakan, "Saya sangat memyambut baik pelatihan ini karena saya bisa belajar banyak terkait bagaimana untuk melakukan kegiatan ekspor. Saya juga bisa berjejaring dengan peserta lain dan para praktisi yang sudah berpengalaman melakukan ekspor sebelumnya. Saya harap, kegiatan pelatiham semacam ini dapat terus diselenggarakaan untuk membantu UKM Indonesia terus maju."
Dalam pelatihan ini dibahas mengenai pengenalan bisnis ekspor, identifikasi potensi internal, identifikasi potensi pasar ekspor, latihan analisis SWOT, pengembangan atau adaptasi produk ekspor, latihan kalkulasi biaya ekspor, mencari pembeli, hingga diskusi pengalaman ekspor dari praktisi.
Di awal acara, seluruh peserta diwajibkan mengisi pre-test dan di akhir rangkaian acara diwajibkan mengisi post-test sebagai bahan diskusi dan evaluasi. Tak hanya itu, seluruh rangkaian acara dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, baik bagi peserta maupun panitia/penyelenggara acara, termasuk melakukan rapid test Antigen di lokasi acara.