Bisnis.com, JAKARTA - Regulator China memastikan akan memperketat pengawasan industri keuangan. Hal ini sekaligus menunjukkan serangan regulasi kepada sektor swasta belum berakhir.
Dilansir Bloomberg pada Sabtu (4/9/2021), Deputi Gubernur People's Bank of China atau PBoC Chen Yulu mengatakan bank sentral akan berupaya menutup celah pada regulasi perusahaan teknologi finansial (fintech) dan seluruh jenis lembaga, layanan, dan produk keuangan ke dalam kerangka pengawasan kehati-hatian.
Otoritas juga akan meningkatkan pengawasan pada pasar valas di tingkat makro dan mikro.
“Kami akan meningkatkan efektivitas dan profesionalisme regulasi keuangan, membangun semua jenis penghalang agar dapat mencegah risiko sistemik,” kata Chen.
Wakil Ketua Komisi Pengaturan Sekuritas China Fang Xinghai mengatakan akan meningkatkan regulasi bagi perusahaan yang tengah mengincar listing di luar negeri dan menambah saluran bagi investor asing agar berpartisipasi pada pasar berjangka sekuritas darat China.
Perlu diketahui, investor di China terpukul akibat pelemahan CSI 300 Index hingga 16 persen dari Februari lalu. Capaian tersebut menjadi yang terburuk di Asia pada tahun ini.
Baca Juga
Saat ini, China mulai memberikan batasan kepada perusahaan teknologi raksasa seperti Alibaba Group Holding Ltd. dan Tencent Holdings Ltd. untuk melakukan investasi ke luar negeri. Pada Juli, mereka diwajibkan untuk melalui kajian keamanan siber sebelum melakukan listing di luar China.
Regulator keamanan telah melihat tren penurunan saham perusaahaan China di luar negeri yang dipicu oleh tindakan keras. Fang mengatakan alokasi para investor di aset China masih minim.
Wakil Ketua Komisi Regulator Perbankan dan Asuransi China Zhou Liang mengatakan kebijakan yang terlalu longgar dari bank sentral di negara maju selama pandemi telah menyebabkan meningkatnya kerapuhan keuangan secara global, Regulator perbankan akan fokus pada pencegahan risiko dari pergerakan modal asing yang berbahaya.