Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Pembacaan Nota Keuangan, Ini Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI dalam RAPBN 2022

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan akan tumbuh pada kisaran 5,2 hingga 5,8 persen pada 2022. Pemerintah juga menetapkan target inflasi pada kisaran 2 hingga 4 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan menyampaikan Nota Keuangan dan RAPBN 2022 dalam Sidang Tahunan DPR/MPR dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI pada 16 Agustus 2021.

Sebelumnya, pemerintah telah menyampaikan sejumlah target pada RAPBN 2022 dan telah disetujui oleh Badan Anggaran (Banggar) DPR RI.

Salah satunya, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan akan tumbuh pada kisaran 5,2 hingga 5,8 persen pada 2022. Pemerintah juga menetapkan target inflasi pada kisaran 2 hingga 4 persen.

“Pertumbuhan ekonomi 5,2 persen sampai 5,8 persen, inflasi 2 persen sampai 4 persen, tingkat suku bunga SUN 10 tahun 6,32 persen sampai 7,27 persen, nilai tukar Rp13.900 sampai Rp15.000 per dolar Amerika Serikat,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di DPR, belum lama ini.

Selain itu, dalam RAPBN 2022 harga minyak mentah Indonesia ditargetkan pada kisaran US$55 sampai US$65 per barel, lifting minyak bumi 686.000 sampai 726.000 barel per hari, dan lifting gas bumi 1,031 juta sampai 1,103 juta barel setara minyak per hari.

Adapun, pendapatan negara diperkirakan meningkat ke kisaran 10,18 persen hingga 10,44 persen, dalam rentang Rp1.823,5 triliun sampai Rp1.895,4 triliun. Sedangkan belanja negara ditargetkan tumbuh 14,69 persen hingga 15,29 persen, dalam rentang Rp2.631,8 triliun hingga Rp2.775,3 triliun.

Keseimbangan primer diperkirakan mulai bergerak menuju positif atau lebih kecil dari APBN 2021 sebesar defisit Rp633,12 triliun, yaitu di kisaran -2,31 persen (defisit Rp414,1 triliun) sampai 2,65 persen (defisit Rp480,5 triliun) dari PDB.

Kemudian, defisit APBN akan semakin mengecil ke minus 4,51 persen sampai minus 4,85 persen dari PDB. Rasio utang di kisaran 43,76 persen sampai 44,28 persen dari PDB.

Pemerintah pun menargetkan tingkat pengangguran terbuka dapat ditekan di kisaran 5,5 persen sampai 6,2 persen. Lalu, kemiskinan di rentang 8,5 persen 9,0 persen. Rasio gini antara 0,376 sampai 0,378. Indeks pembangunan manusia akan meningkat di 73,44 sampai 73,48.

Sementara itu, nilai tukar petani dan nilai tukar nelayan juga ditingkatkan untuk mencapai kisaran masing-masing 102 sampai 104 dan 102 sampai 105.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper