Bisnis.com, JAKARTA – Proyek Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo resmi masuk ke babak baru dengan masuknya swasta untuk menguatkan konektivitas ke Asia Timur.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan pelabuhan ini terletak di utara Sulawesi yang memiliki konektivitas dengan negara timur seperti Jepang, Korea, China, dan Hong Kong.
Ia pun mengajak pihak investor swasta untuk berkolaborasi mengembangkan tidak hanya pelabuhan saja, tetapi juga untuk kepentingan kawasan sekitar (hinterland).
Kemenhub lewat Direktur Jenderal Perhubungan Laut selaku Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) pada 18 juni 2021 telah menetapkan Konsorsium Anggrek Gorontalo International Terminal sebagai pemenang. Konsorsium ini terdiri dari PT Gotrans Logistics International, PT Anugerah Jelajah Indonesia Logistic, PT Titian Labuan Anugrah, dan PT Hutama Karya (Persero)
“Pemenang proyek ini tentunya memiliki kredibilitas untuk mengembangkan pelabuhan ini. Kami didukung oleh Bappenas dan Kemenkeu berkomitmen mendukung pembangunan sampai dengan pengelolaannya. Diharapkan dua sampai tiga tahun mendatang, pelabuhan ini dapat menjadi kebanggaan dari masyarakat Gorontalo dan sekitarnya,” ujarnya melalui siaran pers dikutip, Minggu (1/8/2021).
Dia juga meminta agar konsorsium dapat bersinergi secara nasional dan internasional terutama dengan pemerintah daerah, misalnya untuk perluasan karena pekerjaan kepelabuhan tidak bisa dikerjakan sendiri.
Baca Juga
Selain itu kata Budi Karya, keberadaan Pelabuhan Anggrek diharapkan dapat saling mendukung dengan Pelabuhan Gorontalo sehingga dapat menciptakan efisiensi dan tidak menimbulkan masalah seperti kemacetan.
Targetnya, keberadaan pelabuhan ini dapat mendukung konektivitas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gopandang di Gorontalo, yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan industri dan/atau perdagangan serta simpul distribusi, produksi, dan konsolidasi.
Menteri yang akrab disapa BKS tersebut menekankan di tengah pandemi, komitmen untuk melanjutkan pembangunan tetap dilakukan. Menurutnya, penunjukkan pemenang lelang proyek pembangunan Pelabuhan Anggrek telah melalui serangkaian tahapan pengadaan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Laut Agus H. Purnomo mengatakan Pelabuhan Anggrek merupakan pelabuhan pengumpul yang berada di Provinsi Gorontalo. Saat ini Pelabuhan Anggrek melayani kegiatan bongkar muat multipurpose yang saat ini diselenggarakan langsung oleh Kantor Unit Penyelenggara Kelas II Anggrek.
“Pelabuhan Anggrek memiliki daya tarik tersendiri bagi pihak swasta/badan usaha mengingat potensi hinterland [pengembangan Kawasan sekitar] yang mendukung, diantaranya berada di area perkembangan komoditi pertanian dan berada Kawasan Ekonomi Terpadu [KAPET] Gorontalo-Paguyaman-Anggrek-Kwandang [Gopandang],” jelas Dirjen Hubla.
Adapun nilai investasi kerja sama tersebut sebesar Rp1,4 triliun dan biaya operasional sebesar Rp5,2 triliun. Proyek ini akan dikerjasamakan selama 30 tahun, dengan besaran pendapatan konsesi 2,5 persen per tahun dari pendapatan kotor yang dapat dinaikkan secara progresif serta pembagian kelebihan keuntungan (clawback) sebesar 50 persen disetorkan oleh badan usaha dalam penyediaan infrastruktur.
Ruang lingkup penyelenggaraan proyek KPBU tersebut meliputi penyediaan dermaga untuk peti kemas yang dapat mengakomodir kapal bertambat sebesar 30.000 DWT, general cargo untuk mengakomodir kapal sebesar 10.000 DWT, kegiatan bongkar muat barang, peti kemas, curah, serta penyediaan dan pelayanan jasa terkait kepelabuhanan lainnya sesuai dengan penyelenggaraan proyek KPBU.
Pengembangan Pelabuhan Anggrek perlu dilakukan karena kapasitas operasional dermaga saat ini sudah melampaui standar kinerja pelabuhan, di mana ukuran kapal kapal-kapal yang bersandar (peti kemas dan kargo) lebih besar dari kapasitas dermaga eksisting sehingga kurang optimal.