Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pemerintah menyadari anggaran kesehatan pasti meningkat seiring dengan molanjaknya kasus Covid-19.
Oleh karena itu, beberapa pos ditambahkan mulai dari insentif untuk tenaga kesehatan (nakes) sampai obat untuk pasien untuk isolasi mandiri (isoman).
Untuk perawatan pasien di rumah sakit juga tidak lepas dari itu. Berdasarkan alokasi awal, pemerintah menganggarkan Rp40 juta termasuk tagihan klaim tahun lalu.
“Kita meningkatkan alokasinya Rp25,87 triliun dengan total Rp65,9 triliun. Tentu realisasinya akan diaudit oleh BPKP [Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan] untuk rumah sakit bisa mengklaim dari perawatan pasien,” katanya pada konferensi pers, Rabu (21/7/2021).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa melonjaknya kasus membuat keterisian rumah sakit (RS) ikut penuh di beberapa daerah. Pemerintah mengatasinya dengan membangun RS darurat.
Ada beberapa titik RS darurat, seperti Asrama Haji Pondok Gede, Wisma Haji Surabaya, dan Wisma Haji Boyolali. Anggaran untuk RS darurat ini mencapai Rp2,75 triliun.
Baca Juga
Pembangunan rumah sakit darurat perlu juga ditambah dengan tenaga kesehatan. Di sini, ada kenaikan Rp1,08 triliun untuk 3.000 dokter nonspesialis dan 20.000 perawat. Total anggarannya, Rp18,4 triliun.
“Dan kenaikan Covid-19 juga banyak yang melakukan isoman. Paket pengobatan mereka akan mencapai 2 juta yang dibagikan kepada mereka. Ini akan ada tambahan Rp400 miliar. Dari alokasi awal Rp770 miliar, totalnya menjadi Rp1,17 triliun,” jelas Sri Mulyani.