Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dampak terburuk dari penyebaran Covid-19, terutama penyebaran varian Delta terhadap perekonomian Indonesia.
Hal itu disampaikan Sri Mulyani dalam acara virtual Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook yang digelar Rabu (7/7/2021).
Dalam pemaparannya, Menkeu Sri Mulyani menyampaikan adanya 5 kekhawatiran penyebaran Covid-19 di Indonesia. Mulai dari masuknya varian Delta, skenario mobilitas, serapan APBN, fasilitas kesehatan, hingga pemulihan ekonomi.
1. Varian Delta
Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan bahwa virus corona jenis baru atau varian Delta (B.1617.2) merupakan jenis varian yang 2 kali lebih menular dibandingkan Covid-19 yang asli. Penyebaran varian Delta menjadi sangat meluas hingga tersebar ke 96 negara di dunia.
“[Varian Delta] 50 persen lebih menular dibandingkan varian Alpha yang waktu itu muncul di Inggris (UK),” jelasnya, Rabu (8/7/2021).
Kemunculan varian Delta menyebabkan banyak negara melakukan perencanaan ulang. Menkeu mengatakan bahwa Covid-19 akan terus menjadi faktor yang menentukan dinamika dan perkembangan ekonomi negara.
Baca Juga
Pucak tingginya angka kenaikan Covid-19 di Indonesia terjadi saat libur Natal dan Tahun Baru 2020 dengan angka 12 ribu. Tinggi angka tersebut membuat pemerintah kembali melakukan pengetatan.
2. Skenario Mobilitas
Sri Mulyani juga memaparkan bahwa dalam satu tahun setengah terakhir mobilitas masyarakat menurun ketika Covid-19 mulai teridentifikasi. Melihat hal itu, maka pemerintah harus memilih skenario mobilitas masyarakat.
Terdapat dua skenario mobilitas yang digunakan pemerintah dalam menangani Covid-19. Kedua skenario itu adalah skenario moderat dan skenario berat. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh skenario tersebut.
Skenario moderat apabila penambahan kasus Covid-19 di bulan Juni terus meningkat sampai minggu ke-2 Juli 2021. Sedangkan skenario berat apabila penambahan kasus mencapai 40 ribu. Maka, akan dilakukan pengetatan mobilitas minimal 30-50 persen.
“Artinya mobilitas harus diketatkan dan ini berarti akan kemudian berdampak pada perekonomian kita,” katanya.
Kendati demikian, Menkeu optimis kuartal II April-Juni pertumbuhan ekonomi berada di atas 7 persen. Menkeu juga berharap minggu ke-3 dan ke-4 Juni tidak sangat mempengaruhi dan masih bertahan di atas 7 persen.