Serapan APBN, Fasilitas Kesehatan, Pemulihan Ekonomi
Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dampak terburuk dari penyebaran Covid-19, terutama penyebaran varian Delta terhadap perekonomian Indonesia. Hal itu disampaikan Sri Mulyani dalam acara virtual Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook yang digelar Rabu (7/7/2021).
3. Serapan APBN
Sri Mulyani mengatakan saat rancangan APBN 2021 dibahas, varian Delta belum terlihat. APBN yang merupakan instrumen yang diharapkan selalu bisa hadir fleksibel dan responsif dalam situasi yang terus-menerus berubah.
Tahun 2020 anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang semulai Rp695,2 triliun terealisasi Rp575,9 triliun. Anggaran untuk Kesehatan sebesar Rp97,9 triliun, dengan membelanjakan insentif nakes, membantu fasilitas Kesehatan, pembangunan rumah sakit darurat maupun penambahan berbagai ruang-ruang ICU, angsuran-angsuran kematian, dan Satgas Covid-19.
Kemudian Perlindungan Sosial sebesar Rp233,7 triliun, dengan menaikkan PKH, bantuan sosial, meluncurkan Kartu Prakerja, diskon listrik diluncurkan, subsidi gaji, dan subsidi internet.
Lalu, Pemda dan Sektoral masih sangat kecil 65,97 Triliun. Insentif Dana Usaha sebanyak Rp120,6 triliun berupa pajak DTP, percepatan retur, insentif pajak perorangan, insentif pajak korporasi. Terakhir, UMKM sebanyak Rp115,82 triliun.
4. Fasilitas Kesehatan
Menkeu Sri mengkhawatirkan akan adanya pelonjakan kasus Covid-19 yang mengakibatkan fasilitas kesehatan mengalami tekanan yang sangat berat dan berujung pada pengetatan mobilitas masyarakat.
“Maka APBN harus melakukan akselerasi atau bahkan menambah bansos, dan melakukan beberapa insentif yang kemudian yang harus dilakuakan,” jelasnya.
Apabila mobilitas mengalami kenaikan tetapi demand kelompok menengah atas belum muncul, maka akan dibuat kebijakan yang ditanggung pemrintah agar memulihkan kembali permintaan (demand).
5. Pemulihan Ekonomi
Menkeu Sri Mulyani melanjutkan untuk 2021, indikator menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi sampai kuartal II cukup kuat. Namun, harus tetap waspada karena munculnya varian Delta.
“Perekonomian di awal Juli atau akhir Juni cukup membaik, penjualan retail membaik, aktfitas masyarakat meningkat dengan mobilias indeks keyakinan konsumen meningkat, dan penjualan mobil bahkan melonjak 1.440 persen,” paparnya.