Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan terus berupaya mengoptimalkan peran pusat pasar kerja guna mewujudkan sistem informasi pasar kerja nasional atau Labor Market Information System (LMIS).
Sekretaris Jenderal Kemenaker Anwar Sanusi menyatakan melalui sistem informasi pasar kerja nasional ini diharapkan seluruh sistem informasi pasar kerja yang telah ada saat ini dapat terintegrasikan, baik yang dikelola kementerian/lembaga pemerintah maupun swasta.
Menurutnya, sistem informasi pasar kerja yang terintegrasi merupakan suatu keniscayaan, terutama integrasi dengan data terkait kondisi industri. Sistem pasar kerja yang terintegrasi diyakini dapat menghasilkan data yang dapat membantu penyiapan tenaga kerja yang siap diserap industri.
"Melalui sistem informasi pasar kerja nasional ini, kita optimis ke depan dapat memiliki forecasting demand tenaga kerja yang tepat, sehingga dapat mempersiapkan supply tenaga kerja lebih dini," ujarnya, dikutip dari keterangan resminya, Rabu (7/7/2021).
Dia mengemukakan banyak pihak yang mengharapkan kehadiran pusat pasar kerja. Karena nantinya, unit ini memiliki data ketenagakerjaan yang lengkap, serta memiliki berbagai panduan yang memudahkan para pencari kerja mendapatkan pekerjaan yang sesuai bidangnya, sekaligus membantu meningkatkan kemampuan tenaga kerja Indonesia ke depan.
Namun, ia mengingatkan agar pusat pasar kerja berjalan optimal, diperlukan adanya sinergi dan kolaborasi antar unit yang ada di dalam Kemenaker dan kementerian/lembaga lain sehingga dapat memberikan dampak positif pada penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Baca Juga
"Untuk itu, mari kita bersinergi secara berkesinambungan untuk bersama-sama memberikan kontribusi dan partisipasi positif dalam meningkatkan kompetensi masyarakat dalam rangka mewujudkan indonesia sejahtera," ucapnya.
Direktur Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Mahatmi Parwitasari Saronto mengatakan sistem informasi pasar kerja memikili peran yang sangat penting dari sisi pasokan dan permintaan. Ia memaparkan dari sisi pasokan, pemerintah menyiapkan angkatan kerja yang sehat, mempunyai keahlian yang memadai, cerdas, inovatif, adaptif dan sebagainya.
Sementara dari sisi permintaan, pemerintah mengejar upaya untuk meningkatkan investasi, ekspor, mengembangkan sumber pertumbuhan baru, kewirausahaan, perbaikan infrastuktur sederhana, dan perbaikan iklim investasi.
"Semua ini bertujuan untuk menurunkan angka pengangguran. Jadi peran informasi pasar kerja di antara kedua sisi ini, yaitu mempertemukan dari sisi supply berupa angkat kerja dan demand yang akan dikembangkan atau menjadi tujuan pembangunan sampai tahun 2024," ujar Mahatmi.
Sementara Deputi IV Bidang Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin menjelaskan keberadaan sistem informasi pasar kerja di antaranya dapat berperan dalam meningkatkan produktivitas nasional.
Menurut Rudy, sistem informasi pasar kerja dapat menjadi dasar pengembangan kebijakan terkait ketenagakerjaan seperti update SKKNI, program pelatihan dan pemagangan untuk pengangguran atau pencari kerja atau untuk pengenbangan pelatihan bersifat upskilling atau reskilling bagi tenaga kerja.
"Sistem informasi pasar kerja juga membantu lembaga pendidikan sebagai supplier tenaga kerja untuk melakukan perbaikan guna mengurangi mismatch, misalnya dengan menyesuaikan kurikulum dan rekognisi pembelajaran," ujar Rudy.