Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Akan Realokasi Dana Cadangan Pandemi ke Negara-Negara Rentan

IMF bekerja dengan badan usaha Pengurangan Kemiskinan dan Pertumbuhan untuk negara-negara berpenghasilan rendah-menengah yang rentan serta ekonomi pulau-pulau kecil.
Kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington D.C., AS/ Bloomberg - Andrew Harrer
Kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington D.C., AS/ Bloomberg - Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - International Monetary Fund (IMF) telah menemukan cara untuk mengalihkan alokasi dari negara kaya ke kawasan yang lebih membutuhkan. menuju pembahasan rencana pembentukan dana cadangan baru senilai US$650 miliar.

Pertemuan yang akan digelar Jumat (25/6/2021) itu akan membawa proposal pembentukan hak penarikan khusus atau Special Drawing Rights (SDR) selangkah lebih maju menuju kesepakatan.

Dilansir Bloomberg, Kamis (24/6/2021), realokasi SDR dapat dilakukan melalui sumbangan ke badan usaha Pengurangan Kemiskinan dan Pertumbuhan milik IMF, yang memberikan pinjaman tanpa bunga. Namun peminjam terbatas pada negara-negara berpenghasilan rendah.

Untuk memperluas kelompok negara yang dapat memperoleh manfaat dari realokasi SDR, IMF bekerja dengan badan usaha Pengurangan Kemiskinan dan Pertumbuhan untuk negara-negara berpenghasilan rendah-menengah yang rentan serta ekonomi pulau-pulau kecil.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan dia berharap rencana penyusunan badan usaha Ketahanan dan Stabilitas yang menangani realokasi itu, akan diselesaikan pada akhir tahun ini.

Sebelumnya pada awal bulan ini, negara-negara G7 mengisyaratkan dukungan untuk merealokasi US$100 miliar dari cadangan baru. Prancis telah berkomitmen untuk merealokasi sebagian SDR-nya senilai US$33 miliar ke Afrika.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah meminta negara-negara kaya lainnya untuk juga merealokasi cadangan baru untuk meningkatkan jumlah yang masuk ke Afrika menjadi US$100 miliar. China mendukung seruan tersebut.

Kementerian keuangan di negara-negara miskin dan berkembang telah mengikuti dengan cermat proses untuk menciptakan cadangan, yang sangat dibutuhkan banyak dari mereka setelah dampak pandemi.

S&P Global Ratings mengatakan dalam sebuah laporan penelitian bahwa alokasi SDR akan sepenuhnya menutupi kebutuhan dana cadangan untuk Zambia, Yordania, El Salvador, Benin dan Togo, lima dari 44 negara berpenghasilan rendah yang utangnya diberi peringkat B+ atau di bawahnya.

Jika negara-negara berpenghasilan tinggi mengalihkan 42 persen dari bagian mereka dari SDR, itu akan memulihkan kecukupan cadangan untuk 44 negara.

Sementara itu, penyusunan SDR baru menandai upaya IMF yang siap menyuntikkan sumber daya terbesarnya dalam sejarah untuk meningkatkan likuiditas global dan membantu negara-negara berkembang serta berpenghasilan rendah menangani dampak dari pandemi Covid-19.

Dewan eksekutif yang terdiri dari 24 individu dari negara-negara anggota IMF dan Georgieva biasanya akan bertemu beberapa kali dalam seminggu dan akan memeriksa rincian spesifik dari proposal tersebut. Menurut dua sumber yang dekat dengan masalah ini, proposal itu diperkirakan tidak akan memimbulkan perdebatan di antara anggota dewan yang pada Maret lalu memberikan dukungan untuk penyusunan dana cadangan.

Dewan kemungkinan akan mempertimbangkan atas dasar selang waktu, yang berarti bahwa jika tidak ada keberatan dari anggota untuk pertemuan lebih lanjut atau diskusi formal selama beberapa hari, proposal itu akan dianggap disetujui dan akan dilanjutkan untuk persetujuan akhir kepada dewan gubernur. Dewan gubernur terdiri atas menteri keuangan atau kepala bank sentral dari 190 negara anggota IMF.

Langkah itu kemungkinan akan memakan waktu berminggu-minggu. Georgieva mengatakan bahwa dia berharap proses untuk cadangan, yang dikenal sebagai hak penarikan khusus atau SDR, selesai pada pertengahan Agustus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper