Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Filipina 2021 Jadi 5,4 Persen

Lonjakan baru dalam kasus Covid-19 mulai Maret yang mendorong penerapan kembali langkah-langkah penahanan ketat kemungkinan memperlambat pemulihan ekonomi negara itu pada paruh pertama.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat memegang sebotol vaksin virus corona (COVID-19) Sinovac, vaksin COVID-19 pertama yang tiba di negara itu, di Pangkalan Udara Villamor, Kota Pasay, Metro Manila, Filipina, Minggu (28/2/2021)./Antara/Reuters-Eloisa Lopez
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat memegang sebotol vaksin virus corona (COVID-19) Sinovac, vaksin COVID-19 pertama yang tiba di negara itu, di Pangkalan Udara Villamor, Kota Pasay, Metro Manila, Filipina, Minggu (28/2/2021)./Antara/Reuters-Eloisa Lopez

Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan 2021 untuk Filipina menjadi 5,4 persen dari sebelumnya 6,9 persen. Namun rebound tajam bisa terjadi tahun depan jika pembatasan karantina virus Corona dilonggarkan lebih cepat dari yang diharapkan.

Dilansir Channel News Asia, Rabu (16/6/2021), Kepala Misi IMF untuk Manila Thomas Helbling mengatakan lonjakan baru dalam kasus Covid-19 mulai Maret mendorong penerapan kembali langkah-langkah penahanan yang lebih ketat. Hal ini kemungkinan memperlambat pemulihan ekonomi negara itu pada paruh pertama.

Filipina sedang berjuang melawan salah satu wabah virus Corona terburuk di Asia dengan lebih dari 1,3 juta kasus tercatat dan hampir 23.000 kematian.

Ekonomi berkontraksi dengan rekor 9,6 persen tahun lalu, dan produk domestik bruto menyusut 4,2 persen pada kuartal pertama, penurunan yang lebih besar dari yang diperkirakan. Manila memiliki target pertumbuhan 6 sampai 7 persen untuk tahun ini.

Kasus-kasus baru telah mencapai puncaknya, memungkinkan pemerintah untuk secara bertahap melonggarkan pembatasan di wilayah sekitar ibu kota. Namun provinsi-provinsi terus berjuang melawan lonjakan, menunjukkan pandemi masih jauh dari selesai di negara Asia Tenggara itu.

Pada 2022, Helbing memperkirakan ekonomi Filipina diperkirakan tumbuh 7 persen, lebih kuat dari proyeksi IMF sebelumnya sebesar 6,5 persen.

Namun kebangkitan infeksi Covid-19 dan potensi penundaan vaksinasi karena kendala pasokan menimbulkan risiko penurunan pada prospek IMF.

Data pemerintah menunjukkan, pada 13 Juni, negara itu telah memberikan dua dosis vaksin Covid-19 kepada hampir 2 juta orang, atau hanya 2,8 persen dari 70 juta yang ditargetkan untuk diimunisasi tahun ini.

Mengenai pemulihan yang sedang berlangsung, Helbling mengatakan kebijakan moneter negara harus tetap akomodatif dan pemerintah harus menjaga stabilitas keuangan dan menghidupkan kembali pertumbuhan kredit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper