Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa memaparkan tingkat kemisikinan 2022 ditargetkan bisa ditekan di kisaran 8,5 persen sampai dengan 9,0 persen.
Adapun, outlook tingkat kemiskinan di 2021 berada di kisaran 9,2 sampai dengan 9,7 persen. Untuk menekan jumlah penduduk miskin, maka strategi yang dimiliki oleh Bappenas adalah menurunkan beban pengeluaran, serta meningkatkan pendapatan penduduk miskin dan rentan.
Namun, dalam rangka pemulihan ekonomi di 2022, maka Bappenas menerjemahkan strategi tersebut ke beberapa arah kebijakan. Pertama, integrasi dan digitalisasi bantuan sosial (bansos) secara non-tunai. Kedua, penguatan fungsi pendampingan dalam melaksanakan program bansos.
"[Ketiga] penguatan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SISN) kesehatan dan ketenagakerjaan. [Keempat] penguatan sistem perlindungan sosial menjadi lebih adaptif. [Kelima] peningkatan kesejahteraan sosial bagi kelompok rentan," jelas Suharso dalam Rapat Kerja bersama Banggar DPR RI untuk Pembahasan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN TA 2022 dan RKP 2022 di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (31/5/2021).
Lalu, keenam, penguatan skema pendampingan dan layanan terpadu serta perluasan registrasi sosial ekonomi. Ketujuh, pengembangan kegiatan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi.
Target tingkat kemiskinan merupakan salah satu dari Sasaran dan Indikator Pembangunan Tahun 2022. Sasaran lainnya yang ditargetkan pada 2022 adalah pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2-5,8 persen, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di kisaran 73,41-73,46, dan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,5-6,3 persen.
Baca Juga
Sementara, rasio Gini ditargetkan berada di kisaran 0,376-0,378, dan penurunan Emisigas Rumah Kaca ditargetkan kembali ke trajectory sebesar 26,87 persen.
Terakhir, indikator Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Nelayan masing-masing ditargetkan berada di kisaran 102-104.