Bisnis.com, JAKARTA - China sedang memperluas kampanye teknologinya yang luas ke pendidikan online dan mengeluarkan hukuman maksimum untuk dua aplikasi bimbingan belajar yang tumbuh paling cepat di negara itu karena melanggar undang-undang persaingan dan penetapan harga.
Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar (SAMR) memberlakukan denda masing-masing 2,5 juta yuan (US$389.000) pada Yuanfudao, didukung oleh Tencent Holdings Ltd., dan Zuoyebang, yang telah menerima dana dari Alibaba Group Holding Ltd.
Perusahaan tersebut dihukum karena membuat klaim yang menyesatkan tentang bisnis mereka dari memalsukan kualifikasi staf pengajar hingga memalsukan ulasan pengguna.
Yuanfudao dan Zuoyebang mengatakan mereka menerima hukuman tersebut dan akan memperbaiki masalah terkait.
Pertumbuhan pesat penyedia pendidikan swasta selama pandemi telah menarik perhatian lebih banyak terhadap sektor tersebut. Bulan lalu, regulator pasar Beijing mendenda empat penyedia pendidikan swasta termasuk GSX Techedu Inc. serta unit TAL Education Group karena pelanggaran harga.
Kementerian Pendidikan China juga mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali batasan program studi setelah sekolah untuk memastikan bahwa siswa cukup tidur.
Baca Juga
"Denda tersebut terkait erat dengan tindakan keras baru-baru ini terhadap lembaga bimbingan belajar setelah sekolah, dengan fokus pada kegiatan ilegal mereka dan potensi menimbulkan kecemasan di masyarakat," kata Ye Le, analis China Securities yang berbasis di Shanghai, dilansir Bloomberg, Senin (10/5/2021).
Dia mengatakan tekanan regulasi akan terus meningkat selama sisa tahun ini. Ke depan, SAMR akan meningkatkan pengawasan peraturannya terhadap penyelenggara pendidikan di luar sekolah dan menindak kegiatan ilegal.
Kedua aplikasi tersebut adalah yang terbaru dari banyak perusahaan China dari raksasa seperti Alibaba dan Tencent hingga perusahaan yang lebih kecil seperti penyedia bahan makanan online Nice Tuan, yang telah berselisih dengan pengawas antimonopoli dalam beberapa bulan terakhir, karena Beijing mengendalikan sektor internetnya.
Kedua startup tersebut dikatakan mengincar penawaran umum perdana. Awal tahun ini, Yuanfudao mencari setidaknya US$1 miliar dana segar menjelang kemungkinan penawaran umum perdana pada 2022, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Bloomberg News melaporkan pada Maret lalu, Zuoyebang yang didukung SoftBank Vision Fund, Goldman Sachs Group Inc. dan Sequoia Capital China, akan merekrut mantan kepala keuangan Joyy Inc. Bing Jin untuk membantu persiapannya untuk listing.