Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kembali menekankan peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam memajukan perekonomian Indonesia.
UMKM memiliki kontribusi besar terhadap PDB Indonesia sebesar 61,07 persen atau senilai dengan Rp8.573,89 triliun. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi.
Kini, UMKM tengah menghadapi tantangan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Meski begitu, sejumlah indikator semakin menunjukkan geliat pemulihan, terutama di sisi konsumsi.
“Diharapkan dengan adanya perbaikan demand, baik pada industri dan pada beberapa sub kelompok belanja ritel tersebut dapat meningkatkan semangat para pelaku industri dan UMKM untuk kembali produktif,” ujar Airlangga dalam acara Leader, Executive, & Enterpreneur Program Industry & Business Institute of Management (IBIMA) secara virtual, Rabu (5/5/2021).
Airlangga menjelaskan kinerja sektor ritel saat ini sudah menunjukkan peningkatan penjualan ritel pada periode kuartal I/2021. Beberapa sub kelompok belanja yang mengalami peningkatan pada periode kuartal I/2021 antara lain supermarket, restoran, layanan kesehatan, rumah tangga, dan busana.
Selain itu, data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga menunjukkan percepatan pertumbuhan pada April 2021. Rilis PMI tersebut mencatat rekor tertinggi Indonesia di posisi 54,6, atau naik dari posisi 53,2 pada bulan sebelumnya.
Baca Juga
Perkembangan tersebut, menurut Airlangga, juga seiring dengan adanya penurunan kasus positif Covid-19 serta pelaksanaan vaksinasi.
Sejalan dengan itu, Airlangga juga menekankan target rasio kewirausahaan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah mencapai 3,9 persen dan pertumbuhan wirausaha baru sebesar 4 persen pada 2024.
Sesuai dengan arahan Presiden, Airlangga menyampaikan bahwa 2021 akan menjadi tahun yang penuh peluang dan tahun pemulihan ekonomi nasional dan global.
Untuk itu, Airlangga memaparkan telah menjalankan sejumlah program dukungan UMKM seperti bantuan insentif dan pembiayaan melalui program PEN, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), digitalisasi pemasaran UMKM, penguatan wirausaha alumni Program Kartu Prakerja melalui pembiayaan KUR, dan strategi jangka panjang menaikkan kelas UMKM melalui UU Cipta Kerja.
Selain itu, dampak dari pandemi juga telah mendorong pergeseran pola konsumsi barang dan jasa dari luring (offline) ke daring (online). Hal tersebut ditunjukkan melalui adanya kenaikan traffic Internet berkisar 15-20 persen.
Menurut Airlangga, pergeseran tersebut menjadi momentum untuk mempercepat transformasi digital. Potensi digitalisasi ekonomi Indonesia juga masih terbuka lebar dengan jumlah populasi terbesar ke-4 di dunia, dan penetrasi internet yang telah menjangkau 196,7 juta orang.
“Dukungan dan kerjasama serta kolaborasi dalam membangun UMKM dan industri anak bangsa berbasis teknologi tepat guna memasuki era Industri 4.0 perlu terus ditingkatkan. Dengan keterlibatan para ahli dan profesional bisnis, kami yakin bahwa kita semua memiliki semangat yang sama dalam membantu dan mengembangkan UMKM pada masa pandemi dan era digital ini,” pungkasnya.