Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garap Peluang Sektor Logistik, Pertamina Bentuk Subholding Perkapalan

Peluang pembentukan subholding perkapalan disebut untuk mengamankan potensi permintaan logistik migas di kawasan regional antara lain Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Kapal pengangkut minyak Pertamina Prime. - Istimewa
Kapal pengangkut minyak Pertamina Prime. - Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) membentuk subholding perkapalan. Ini merupakan subhoding pertamanya sejak restrukturisasi organisasi yang dilakukan pada Juni 2020.

Upaya pembentukan subholding itu bertujuan memperluas ruang gerak perseroan dalam menangkap peluang bisnis logistik minyak dan gas bumi.

Pertamina memproyeksikan permintaan produk cair masih akan tumbuh hingga 2030 dan memasuki masa puncaknya menjelang 2040. Dari hal tersebut, maka masih ada kesempatan selama 2 dekade untuk pertumbuhan permintaan dari produk cair.

Di samping itu, pemanfaatan gas dalam meningkatkan bauran energi ke depannya turut menjadi peluang bisnis yang bisa dioptimalkan.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan perseroan telah membentuk Subholding Integrated Marine Logistics yang dijalankan oleh PT Pertamina Internasional Shipping. Pembentukan itu dengan menggabungkan perusahaan Shipping Pertamina dan PT Pertamina Trans Kontinental.

Menurut Nicke, pembentukan subholding tersebut telah tertata dengan baik dengan pengalihan seluruh aset kapal sebanyak 750 armada yang terdiri atas 540 armada milik Pertamina, 5 terminal bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) ke Pertamina International Shipping.

"Dengan 17.000 pulau dan dengan program pemerintah net zero maka gasifikasi itu penting, kita akan kepung dari lane transportation, ke depan transisi energi dari fosil fuel ke RE [renewable energy] antaranya adalah gas. Tentu kita berharap akan segera menjadi juga subholding pertama yang masuk ke pasar," katanya dalam konferensi pers yang digelar Rabu (5/5/2021).

Selain di domestik, peluang pembentukan subholding perkapalan disebut untuk mengamankan potensi permintaan logistik migas di kawasan regional. Tiga negara dikawasan regional seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina masih diproyeksikan membutuhkan tambahan storage ke depannya.

Nicke menyatakan dengan pengintegrasian 5 terminal, maka Pertamina memiliki prospek yang baik untuk masuk ke bisnis tersebut di kawasan regional. Terminal yang telah dialihkan asetnya ke Pertamina International Shipping adalah Terminal Pulau Sambu, Terminal Uban, Terminal Tanjung Sekong, Terminal Kotabaru, dan Terminal Bau-Bau.

"Kita harus masuk regional sudah ada 3 pasar besar masuk, beberapa kerja sama kita bangun dengan beberapa perusahaan untuk vessel gas," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper