Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Siapkan Perubahan Bisnis Hadapi Transisi Energi

Dalam jangka panjang, Pertamina membutuhkan anggaran investasi senilai US$90 miliar yang akan dikucurkan hingga 2024.
Kantor Pertamina di Jakarta/Ilustrasi
Kantor Pertamina di Jakarta/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) tengah menyiapkan perubahan portofolio bisnisnya guna menghadapi tren transisi energi. Perubahaan itu bakal terjadi 5—10 tahun ke depan.

SVP Strategic & Investment Pertamina Daniel Purba mengatakan untuk merespons hal itu, Pertamina harus bisa lebih fleksibel untuk bisa mengikuti perubahan pasar yang sangat cepat pada akhir-akhir ini.

Keleluasaan itu termasuk menyangkut anggaran investasi perseroan. Sebagai perusahaan pelat merah, Pertamina disebut telah mendapatkan restu pemerintah untuk bisa lebih leluasa dalam menganggarkan investasinya.

"Kami berhasil dapatkan fleksibilitas pengangaraan sepanjang tahun, karena kalau terjadi perubahan anggaran di tengah tahun anggaran, kami tidak perlu ulang lagi administriasi dari awal untuk dapat persetujuan langkah tertentu," katanya dalam webinar yang digelar pada Kamis (29/4/2021).

Dalam jangka panjang, Pertamina membutuhkan anggaran investasi senilai US$90 miliar yang akan dikucurkan hingga 2024 untuk menjalan 21 inisiatif strategi untuk mempercepat pembangunan energi baru dan terbarukan.

Adapun, di sektor panas bumi Pertamina bakal meningkatkan kapasitas terpasang dari 672 MW menjadi 1,2 GW pada 2026. Pengembangan juga akan dilakukan pada hidrogen yang tahun ini ditargetkan sebesar 0,3 MW menjadi 20 MW pada 2025.

Selain itu, pembangunan kilang turut disesuaikan ke arah energi yang lebih ramah lingkungan. Pertamina tengah mengembangkan lima kilang hijau dengan kapasitas 1.000 barel per hari yang akan rampung pada 2025.

"Kebijakan dalam pengembangan portofolio energi Pertamina juga sejalan dengan strategi energi di Indonesia. Jadi kami memiliki porsi grand energy Indonesia untuk pastikan pelaksanaan yang sukses dan seluruh pemangku kepentingan dan lembaga pemerintah," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper