Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendag: Ada Pelemahan Ekspor ke India pada Awal 2021

Surplus Indonesia dengan India tercatat turun dibandingkan dengan tahun lalu, dari US$1,4 miliar pada Januari dan Februari 2020 menjadi US$790 juta pada periode yang sama tahun ini.
Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan mencatat adanya pelemahan ekspor ke India pada 2 bulan pertama pada 2021 meskipun negara tersebut masih menjadi penyumbang surplus neraca perdagangan.

Ekspor nonmigas pada Januari dan Februari terpantau turun dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020. 

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kemendag Oke Nurwan menjelaskan secara kumulatif ekspor nonmigas ke India pada Januari sampai Februari 2021 terkontraksi 19,64 persen secara tahunan menjadi US$1,63 miliar.

Kenaikan secara bulanan mulai terlihat pada Maret 2021 ketika ekspor ke India naik 71,78 persen dibandingkan dengan Februari. 

Adapun pada sisi impor nonmigas periode Januari sampai Februari 2021, terdapat kenaikan sebesar 17,09 persen dengan nilai kumulatif US$720 juta. Surplus Indonesia dengan India tercatat turun dibandingkan dengan tahun lalu, dari US$1,4 miliar pada Januari dan Februari 2020 menjadi US$790 juta pada periode yang sama tahun ini.

“Dari data tersebut, kita melihat adanya pelemahan ekspor nonmigas Indonesia ke pasar India pada 2 bulan pertama 2021. Meskipun masih mencatatkan surplus perdagangan, namun surplus perdagangan dengan India cenderung mengalami penurunan pada awal tahun,” kata Oke kepada Bisnis, Selasa (27/4/2021).

Pelemahan kinerja ekspor Indonesia ke pasar India pada awal tahun, lanjut Oke, bersumber dari ekspor HS 27 (Bahan bakar mineral/ Batubara) yang terkontraksi 31,06 persen secara tahunan, turunnya ekspor HS 15 (Lemak dan Minyak Hewan/Nabati) sebesar 32,58 persen, dan HS 72 (Besi dan Baja) terkontraksi 22,83 persen.

Komoditas HS 80 (Timah) juga turun 15,26 persen, HS 47 (Bubur Kayu/Pulp) turun 33,81persen, HS 09 (Kopi, Teh, Rempah-rempah) turun 23,08 persen, dan HS 48 Kertas/Karton yang turun 45,93 persen.

“Meskipun demikian pada periode Januari sampai Februari 2021 beberapa produk ekspor Indonesia masih mengalami pertumbuhan positif secara YoY, antara lain produk kimia, barang dari karet, bahan kimia organik dan anorganik,” imbuhnya.

Adapun komoditas ekspor utama Indonesia ke pasar India yang mengalami pertumbuhan ekspor tertinggi adalah produk pada HS 73 (Benda-benda dari Besi dan Baja) dengan pertumbuhan YoY mencapai 250,07 persen


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper