Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom memperkirakan lonjakan kasus Covid-19 di India bakal terlebih dahulu berimbas pada kinerja ekspor Indonesia ke negara tersebut.
Sementara itu, dampak pada impor dari India akan sangat tergantung pada kebijakan pemerintah.
“Kemungkinan ekspor tidak hanya CPO yang terkontraksi, tetapi juga batu bara dan produk manufaktur ke India,” kata ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, Selasa (27/4/2021).
Faisal memperkirakan ekspor ke India akan turun lebih dulu akibat permintaan di negara tersebut yang terdampak pandemi dan imbas dari restriksi yang mungkin diberlakukan. Dampak terhadap ekspor ini kemudian akan disusul oleh kinerja impor dari India.
“Untuk impor sepanjang Indonesia tidak restriktif, ekspor dari India relatif lebih lambat terimbasnya. Dari sisi produksi di sana mungkin masih beroperasi, hanya saja akan ada pembatasan di daerah dengan kasus tinggi,” lanjut Faisal.
Meski ekspor Indonesia ke India terancam kontraksi, Faisal mengatakan penurunan tersebut bisa dikompensasi dengan naiknya permintaan dari mitra dagang lain. Dia memberi contoh naiknya permintaan dari China yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan India.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa ekspor nonmigas Indonesia ke India pada 2020 terkontraksi 12,83 persen dari US$11,70 miliar pada 2019 menjadi US$10,19 miliar pada 2020.
Sementara untuk ekspor ke China, Indonesia masih menikmati pertumbuhan sebesar 16,87 persen sepanjang pandemi, dari US$25,89 miliar pada 2019 menjadi US$29,93 miliar pada 2020.