Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas ekspor Indonesia ke India dilaporkan tak menghadapi kendala di tengah lonjakan kasus Covid-19 di negara tujuan. Sebaliknya, pasokan barang dari India ke Tanah Air dikhawatirkan mulai terganggu dan menghadapi keterlambatan.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno menyebutkan pengiriman barang ke India belum terpengaruh kenaikan kasus Covid-19. Permintaan pun diyakini masih tetap baik sehingga kinerja ekspor ke depan masih bisa terjaga.
“Akibat kenaikan kasus Covid-19 belum ada pengaruhnya. Dan indikasi penurunan permintaan juga belum ada,” kata Benny, Selasa (27/4/2021).
Benny juga memperkirakan permintaan dari India untuk barang-barang Indonesia masih tetap tumbuh terlepas dari pandemi yang masih berlanjut. Dia mengatakan ekspor ke India didominasi oleh sejumlah produk perkebunan, seperti minyak sawit dan komoditas rempah.
“Permintaan bisa tetap terjaga, bagaimanapun populasi di sanan besar,” kata Benny.
Lain halnya dengan aktivitas ekspor, para importir menyebutkan mulai mengantisipasi risiko keterlambatan impor untuk April dan Mei. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Subandi melaporkan gangguan mulai terasa untuk impor produk makanan dan beberapa jenis bahan baku tekstil.
“Sudah mulai ada informasi keterlambatan atau delay, terutama untuk impor yang produk makanan dan bahan tekstil. Namun itu belum signifikan dan belum memengaruhi impor keseluruhan,” kata Subandi.
Meski terdapat risiko keterlambatan kedatangan, Subandi memastikan ketersediaan produk pangan yang diimpor dari India cenderung aman. Dia mengatakan mayoritas importir telah mengoptimalisasi pemasukan barang pada Maret. Data BPS juga menunjukkan bahwa impor dari India mengalami lonjakan bulanan pada bulan lalu.
“Untuk produk pangan kami antisipasi ada inspeksi yang makin ketat. Namun stok untuk Lebaran memadai dan sudah naik sejak beberapa bulan sebelumnya,” kata dia.