Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia masih mengalami surplus sebesar US$5,5 miliar atau Rp80,3 triliun (Rp14.600 per US$) sepanjang kuartal I tahun ini.
“Neraca perdagangan pada Januari hingga Maret 2021 kita masih surplus US$5,5 miliar, terjadi karena ekspor selama kuartal I naik 17,11 persen dan impor naik 10,76 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto.
Suhariyanto menjelaskan, total nilai ekspor pada kuartal I/2021 mencapai US$48,9 miliar, di mana ekspor terbesar didominasi oleh minyak dan lemak hewan nabati dan bahan bakar mineral.
Berdasarkan sektor, seluruh sektor mengalami pertumbuhan yang positif pada kuartal I/2021. Jika dirincikan, sektor pertanian tumbuh 14,61 persen, industri pengolahan naik lebih tinggi, yaitu sebesar 18,06 persen, serta sektor pertambangan naik 12,10 persen.
“Seluruh sektor selama kuartal I/2021 ini bergerak dan ekspornya tumbuh tinggi,” jelas Suhariyanto.
Sementara itu, total nilai impor pada kuartal I/2021 adalah sebesar US$43,38 miliar, naik 10,76 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Pendorong kenaikan impor tersebut di antaranya impor mesin dan perlengkapan elektrik, serta mesin dan peralatan mekanis.
Berdasarkan penggunaan barang, impor barang konsumsi meningkat 14,62 persen, bahan baku/penolong naik 10,16 persen, dan barang modal naik 11,47 persen.
“Peningkatan impor bahan baku menunjukkan geliat manufaktur yang mulai bergerak, sementara barang modalnya diharapkan berpengaruh di komponen investasi,” tuturnya.