Bisnis.com, JAKARTA – Insentif properti berupa pemangkasan bahkan penghapusan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terbukti efektif dengan melonjaknya penjualan hunian ready stock hingga 323,5 persen.
“Kebijakan ini memberikan harapan dan angin segar bagi pergerakan pasar perumahan. Dampaknya di lapangan mulai terlihat,” ungkap CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda pada Minggu (11/4/2021).
Dia mengapresiasi perhatian pemerintah untuk sektor perumahan yang dinilainya sangat besar. “Belum pernah ada sebanyak ini stimulus, tidak hanya pengurangan PPN, tapi juga relaksasi LTV [loan to value] atau uang muka 0 persen sampai suku bunga yang rendah. Belum lagi kuota untuk perumahan MBR yang ditambah tahun ini,”
Meskipun demikian seperti yang diperkirakan sebelumnya, peningkatan ini masih terbatas untuk rumah siap huni, sehingga pasar rumah inden sedikit tertahan.
Berdasarkan survei IPW, pasar perumahan di Banten diprediksi tumbuh pada kuartal I/2021 sebesar 7,5 persen. Yang menarik, terjadi peningkatan penjualan rumah stok 323,5 persen qtq. Kenaikan ini membuat kontribusi rumah siap huni mencapai 14,6 persen dari total unit terjual.
Penjualan ready stock ini sebagian besar dapat dipastikan terjadi karena adanya pengurangan PPN yang meningkatkan permintaan konsumen untuk membeli rumah. Bahkan, kata Ali, sebagian besar penjualan ready stock ini berada di segmen harga di bawah Rp1 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, apabila dilihat hanya dari penjualan rumah inden, penjualan turun 4,7 persen pada periode yang sama qtq.
Ali memprediksi pada kuartal kedua terjadi peningkatan lebih tinggi lagi untuk penjualan rumah ready stock karena makin banyak masyakarat yang mulai mengetahui insentif itu. Menurut dia, saat ini masih 65 persen lebih dari konsumen yang belum mengetahui insentif itu.
Dia mengharapkan pemerintah dapat memberikan insentif PPN juga untuk penjualan perumahan inden, sehingga dapat berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional, mengingat multiplier effect properti sangat besar sebagai lokomotif perekonomian nasional dan mendorong 174 industri ikutan lainnya.