Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Komisi Tetap Kebijakan Strategis Infrastruktur Kamar Dagang Industri (Kadin) Mohammed Ali Berawi berharap Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Indonesia Investment Authority/INA dapat membuka peluang kerja sama dan penyertaan investor dalam negeri untuk proyek-proyek infrastruktur.
Menurutnya, INA seharusnya memberikan fleksibilitas dalam berinvestasi baik dana atau aset, keputusan investasi dapat mengikuti standar internasional, dan perlindungan atas kepailitan.
Atas dasar itu, Ali melihat tidak ada salahnya apabila INA mengutamakan pengusaha dalam negeri untuk menjadi mitra dalam pengelolaan infastruktur.
“Kalau nanti ternyata minat dan kemampuan tidak mencukupi, baru membutuhkan investasi di luar negeri. Kalau investor luar negeri masuk, yang kita butuhkan bisa memberikan nilai tambah bagi pembanguan infrastrktur maupun pengelolaan infrastruktur,” katanya melalui diskusi virtual, Rabu (31/3/2021).
Selain peluang, Ali melihat ada beberapa tantangan yang dimiliki INA. Pertama, menekan risiko pertumbuhan SWF kurang maksimal. Ini karena INA digunakan sebagai alat politik untuk kepentingan nasional atau negara lain.
Kedua, Meminimalisasi risiko kebocoran dan penyalahgunaan dana INA dengan membangun sistem pertanggungjawaban yang hati-hati dan transparan.
Baca Juga
Terakhir, risiko kehilangan aset secara signifikan harus ditekan dengan pengambilan keputusan investasi yang matang terhadap mandat pengelolaan investasi.
“Di sini pentingnya kalau proyek itu bisa ditingkatkan mulai dari sisi perencanaan hingga pendanaan. Jika itu bisa dilakukan, maka tidak akan sulit mencari investor. Tapi kalau tidak tercapai, akan banyak intervensi dan dukungan pemerintah yang dimasukkan dalam proyek tersebut,” jelasnya.