Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan bahwa pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan tumbuh dalam rentang 4,5 persen sampai 5,3 persen.
Namun, angka tersebut masih bisa berubah, mengingat kondisi perkembangan dari dalam dan luar negeri yang dinamis.
“Kita tetap perhatikan perkembangan global dan penanganan Covid-19 sendiri,” katanya melalui diskusi virtual, Selasa (30/3/2021).
Susi menjelaskan bahwa setidaknya ada empat faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Pertama, penularan Covid-19 masih eskalatif di global dan domestik. Penanganannya harus terus diintensifkan.
Kedua, program vaksinasi telah berjalan dan mengalami peningkatan. Ini menjadi faktor positif menekan penularan dan mengembalikan keyakinan masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi.
Selanjutnya, program pemulihan ekonomi nasional yang difokuskan untuk melanjutkan penanganan pandemi dan memperkuat pemulihan ekonomi melalui realokasi ke belanja produktif.
Baca Juga
“Keempat, implementasi reformasi struktural melalui Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, aturan pelaksana UU Cipta Kerja, penyusunan daftar prioritas investasi, dan pembentukan Indonesia Investment Authority mendorong peningkatan ease of doing business, penciptaan lapangan kerja, dan memperkuat investasi di 2021,” jelasnya.
Selain itu, dalam mengembalikan kondisi seperti sebelum terjadi Covid-19, pemerintah memiliki strategi penguatan sinergi kebijakan antara kesehatan dan pemulihan ekonomi.
Dalam hal kesehatan, ada tiga hal yang didorong adalah manajemen pandemi. Pemerintah akan fokus pada percepatan vaksinasi, pembatasan aktivitas berskala mikro, dan penguatan tes, lacak, serta isolasi (3T).
“Sedangkan pemulihan ekonomi, mulai dilakukan percepatan pengeluaran pemerintah di triwulan I/2021, program padat karya dan pembangunan proyek strategis nasional, penguatan dukungan untuk sektor manufaktur, serta stimulasi konsumsi rumah tangga,” ucap Susi.