Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selain Covid-19, Sri Mulyani Ungkap Ancaman Lain untuk Ekonomi RI

Dampak perubahan iklim juga akan mengancam perekonomian dan kehidupan masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Dampak dari pandemi Covid-19 telah memporakporandakan perekonomian dunia, termasuk Indonesia yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi pada 2020 lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan untuk mengatasi dampak dari pandemi Covid-19, pemerintah telah menggulirkan program pemulihan ekonomi nasional dengan anggaran yang mencapai Rp579,7 triliun pada 2020 dan meningkat 21 persen menjadi Rp699,43 triliun pada tahun ini.

“Seluruh dunia mengalami kontraksi ekonomi, Indonesia juga mengalaminya, meski kontraksi kita sebesar -2,1 persen adalah relatif jauh lebih kecil dari negara lain,” katanya dalam video conference, Selasa (30/3/2021).

Namun demikian, Sri Mulyani menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 bukanlah satu-satunya tantangan yang mengancam pemulihan ekonomi Indonesia.

Di level global, dampak perubahan iklim juga akan mengancam perekonomian dan kehidupan masyarakat dunia, termasuk Indonesia.

Dia menjelaskan, perubahan iklim yang terjadi akan menyebabkan fenomena kenaikan permukaan air laut dan kemudian menimbulkan perubahan musim atau iklim yang semakin sulit ditebak.

“Frekuensi bencana seperti hidrometereologi akan menyebabkan potensi bencana seperti banjir dan tanah longsor. Indonesia harus mampu melihat ancaman perubahan iklim dan dampaknya ke masyarakat melalui program mitigasi dan adaptasi,” jelasnya.

Sri Mulyani menambahkan, jika semua negara konsisten melakukan komitmen nasional masing-masing negara untuk mengurangi emisi global sesuai dengan Paris Agreement, dunia masih akan menghadapi situasi yang tidak mudah karena kenaikan suhu udara masih akan sangat signifikan hingga mencapai 3,2 derajat celcius.

Kenaikan suhu udara hingga 3,2 derajat celcius ini jauh melebihi tingkat threshold sebesar 1,1 persen, yang mana tingkat ini sudah merupakan tingkat yang mengancam dunia.

“Karena itu kita perlu terus menjaga agar Indonesia dengan geografi besar, populasi yang besar, dan ekonomi besar ikut mencegah pemburukan iklim, karena dampaknya akan luar biasa ke perekonomian dan masyarakat kita”.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper