Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai pemain utama di industri battery electric vehicle (BEV).
Menurutnya, saat ini Indonesia memiliki cadangan sumber daya nikel terbesar di dunia sebagai bahan baku industri baterai dan pengembangan mobil listrik.
“Indonesia dianggap sebagai pusatnya [nikel]. Bahkan di beberapa artikel internasional, ini menggambarkan suatu sisi ketergantungan terhadap nikel yang meningkat. Indonesia sebagai negara yang menghasilkan nikel dengan reserve dan produksi terbesar jelas merupakan negara yang sekarang menjadi pusat perhatian terhadap pembangunan dari battery electric vehicle,” ungkapnya dikutip dari laman Setkab.go.id, Selasa (16/3/2021).
Untuk itu, sambungnya, pemerintah Indonesia berkomitmen memanfaatkan tren teknologi ini yang diprediksi ke depannya akan terus meningkat.
Menkeu menilai, saat ini kesadaran terhadap lingkungan terus meningkat sehingga tren kendaraan bermotor juga bertransformasi sangat cepat yang lebih ramah lingkungan.
“Bahan bakar yang terbarukan atau disebut sebagai battery electric vehicle yang diperkirakan akan mendominasi keseluruhan kendaraan bermotor di seluruh dunia,” ujarnya.
Baca Juga
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga berkomitmen secara global di bidang perubahan iklim dengan menurunkan jumlah emisi gas rumah kaca atau CO2.
Untuk itu, Pemerintah berupaya menurunkan emisi yang bersumber dari sektor transportasi dengan mendorong pengembangan sektor industri kendaraan bermotor berbasis listrik.
Menkeu menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan menurunkan 29 persen dari emisi CO2 dengan usaha sendiri atau sebesar 41 persen pada 2030 jika ada dukungan dan kolaborasi internasional.
“Kita akan membangun dan terus meningkatkan daya saing dari industri otomotif yang berbasis baterai,” katanya.