Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor RI Naik Secara Tahunan Jadi Sinyal Positif Manufaktur

Industri otomotif yang berpeluang menambah impor bahan baku untuk mengantisipasi naiknya permintaan, seiring dengan relaksasi PPnBM yang mulai berlaku awal Maret.
GIIAS 2020 The Series akan menjadi ajang yang paling tepat untuk bersama membangkitkan industri otomotif Indonesia. /GIIAS
GIIAS 2020 The Series akan menjadi ajang yang paling tepat untuk bersama membangkitkan industri otomotif Indonesia. /GIIAS

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai impor RI pada Februari yang naik secara tahunan untuk pertama kali sejak Juni 2019 dipandang menjadi sinyal positif pemulihan ekonomi nasional. Kondisi tersebut juga menjadi penanda kinerja manufaktur yang masih terjaga. 

“Ini adalah suatu tren yang bagus, kami sudah prediksikan ada industri yang naik [impor bahan baku atau penolongnya],” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers, Senin (15/3/2021).

Lutfi memberi contoh pada industri otomotif yang berpeluang menambah impor bahan baku untuk mengantisipasi naiknya permintaan, seiring dengan relaksasi PPnBM yang mulai berlaku awal Maret. Jika pada tahun lalu penjualan mobil hanya di kisaran 550.000 unit, insentif tersebut diharapkan bisa mengerek penjualan domestik ke angka 800.000 unit pada 2021.

“Dengan dihapuskannya PPnBM untuk otomotif, ini akan ada peningkatan impor barang baku atau penolong untuk memastikan stok otomotif tahun ini bisa lebih baik dari pada tahun lalu. Misal tahun lalu hanya bisa menjual 550.000 mobil, mudah-mudahan tahun ini bisa naik antara 800.000 sampai 1 juta unit,” paparnya.

Kondisi ini pun diharapkan juga merembet ke kinerja ekspor manufaktur Indonesia. Lutfi mengharapkan ekspor otomotif tahun ini bisa bertambah US$3–4 miliar dibandingkan dengan realisasi sepanjang 2020 yang hanya US$6,60 miliar atau turun -19,37 persen dibandingkan dengan 2019.

Impor golongan mesin dan perlengakapan elektrik sendiri tercatat naik secara tahunan dari US$1,24 miliar pada Februari 2020 menjadi US$1,89 miliar pada Februari 2021. Impor golongan ini pun menjadi penyumbang kenaikan bulanan terbesar dibandingkan dengan Januari 2021 dengan tambahan sebesar US$172,8 miliar.

“Mudah-mudahan ini terus sejajar dengan penurunan penularan Covid-19 dan kita menuju new normal dalam waktu tak terlalu lama,” kata Lutfi.

Dihubungi terpisah, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto menilai kenaikan kinerja impor ini memberi sinyal positif bagi aktivitas manufaktur. Konsumsi di dalam negeri terhadap produk tersebut pun diperkirakan bisa tumbuh.

“Kami harap relaksasi bisa direspons baik sehingga penjualan dan produksi otomotif bisa naik jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya,” kata dia.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman menyebutkan aktivitas impor bahan baku dan penolong di industri makanan dan minuman cenderung meningkat, terutama dengan adanya optimisme kenaikan permintaan pada Ramadan dan Idulfitri. 

Komoditas gula dan serealia tercatat menjadi penyumbang kenaikan bulanan terbesar pada Februari 2021.

“Untuk jangka pendek ini menjadi sinyal positif. Namun dalam jangka panjang perlu dipikirkan pula bagaimana agar ketergantungan impor berkurang,” kata Adhi.

Adhi mengatakan ketergantungan bahan baku impor bakal membuat harga produk manufaktur di Tanah Air rentan berfluktuasi. 

Sebagaimana diketahui, harga komoditas pangan cenderung terus naik dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini juga diikuti dengan masih tingginya biaya pengapalan dan kondisi harga produk dari China yang naik. 

Dalam situasi seperti ini, Adhi mengatakan pabrik manufaktur dengan tingkat ketahanan rendah akan cenderung menaikkan harga produk. Sementara pabrik dengan kemampuan yang lebih baik atau berskala menengah besar akan berupaya mempertahankan harga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper