Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tol Laut dan NLE Dinilai Ampuh Tekan Biaya Logistik

Program Tol Laut dan National Logistics Ecosystem atau NLE dinilai bisa menjadi solusi atas inefisiensi transportasi laut yang berujung pada kenaikan biaya logistik.
Ilustrasi. Pemudik bersiap menaiki KM Sabuk Nusantara 68 menuju Mentawai, di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, Minggu (26/5/2019)./ANTARA-Iggoy el Fitra
Ilustrasi. Pemudik bersiap menaiki KM Sabuk Nusantara 68 menuju Mentawai, di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, Minggu (26/5/2019)./ANTARA-Iggoy el Fitra

Bisnis.com, JAKARTA - Inefisiensi transportasi laut karena ketidakseimbangan kargo dinilai menjadi salah satu penyebab tingginya biaya logistik. Program Tol Laut dan National Logistics Ecosystem (NLE) bisa mejadi solusi.

Founder dan CEO Zonasea Roland Permana mengatakan Pulau Jawa masih menjadi pusat dari pertumbuhan ekonomi, sehingga mengakibatkan inefisiensi pada transportasi laut karena kekurangan jumlah muatan balik dari wilayah atau daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang masih rendah terutama pada wilayah timur Indonesia.

Dia menuturkan dalam mewujudkan pemerataan pertumbuhan ekonomi di setiap wilayah, sekaligus mengurangi disparitas harga, pemerintah telah hadir melalui program Tol Laut dengan konsep ship promote the trade.

“Trayek Tol Laut adalah untuk membangun ekonomi dengan subsidi, tetapi tidak bisa dilakukan subsidi terus-menerus. Dibutuhkan kerja sama seluruh stakeholders untuk mempromosikan dan menghidupkan industri di wilayah masing-masing, termasuk industri pariwisata, sehingga arus barang dapat meningkat,” ujar Roland dalam siaran pers, Sabtu (13/3/2021).

Selain itu, lanjutnya, pelayaran nasional hingga saat ini masih dihadapkan dengan persoalan klasik terkait peningkatan daya saing. Salah satunya disebabkan lantaran pelayaran nasional yang belum mendapatkan perlaukan setara di bidang fiskal atau pun moneter, seperti kebijakan negara lain terhadap industri pelayaran mereka.

Dia menambahkan di antara beban pajak itu seperti pengenaan PPN 10 persen atas pembelian BBM dan pelumas yang sebenarnya tidak lazim dalam praktek internasional. Sejumlah tantangan yang masih dihadapi oleh pelayaran nasional, misalnya di sektor pembiayaan dengan pengadaan kapal yang masih dibebani dengan bunga bank yang tinggi serta tenor yang pendek.

Kemudian, sistem logistik Indonesia yang masih kompleks dan rumit. Koordinasi antara pemerintah dengan para pelaku usaha seperti importir, eksportir, dan pelaku logistik lainnya belum terjalin dengan baik.

Adanya pengembangan National Logistics Ecosystem (NLE) yang merupakan platform yang menyelaraskan sistem informasi antara instansi pemerintah dengan swasta untuk simplikasi dan sinkronisasi arus informasi sejak kedatangan kapal hingga barang tiba di gudang, diharapkan dapat meingkatkan efisiensi logistik nasional. Tujuan pembentukan NLE ini adalah menurunkan biaya logistik yang disebut masih berkutat di 23 persen menjadi 17 persen.

Biaya logistik di Indonesia masih sangat mahal jika dibandingkan dengan negara-negara di Asean, seperti Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Jepang dan Singapura memiliki persentase yang sama terhadap PDB yaitu sebesar 8 persen, diikuti dengan Malaysia 13 persen, Thailand 15 persen, Vietnam 20 persen, dan yang tertinggi yaitu Indonesia sebesar 24 persen.

Kontribusi biaya logistik yang paling besar adalah pada biaya pelabuhan sebesar 50 persen, biaya dooring sebesar 31 persen, serta biaya freight dari pelabuhan ke pelabuhan lainnya sebesar 19 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper