Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan tidak akan mengubah ketentuan tarif dagang dengan Korea Selatan, meski Presiden Lee Jae Myung melakukan lobi dalam pertemuan tatap muka perdana mereka di Gedung Putih.
Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump menolak melonggarkan tarif 15% atas barang Korea Selatan, meski Presiden Lee Jae Myung melobi langsung dalam pertemuan perdana mereka di Gedung Putih.
Melansir Bloomberg pada Selasa (26/8/2025), keduanya menyatakan optimisme soal kerja sama dalam isu Korea Utara, keamanan kolektif, dan industri perkapalan. Namun, Trump memastikan kesepakatan tarif 15% atas barang asal Korea Selatan tetap berlaku.
“Kami tetap pada posisi kami. Mereka akan melaksanakan kesepakatan yang sudah disetujui," ujar Trump kepada wartawan.
Pernyataan tersebut muncul setelah sebelumnya Trump menyinggung gejolak politik di Seoul lewat media sosial, yang sempat memunculkan kekhawatiran pertemuan akan terganggu. Namun, saat duduk bersama di Oval Office, tensi mereda dan Trump menyebut Lee sebagai wakil yang sangat baik bagi Korea Selatan.
Trump menambahkan, dirinya terbuka untuk kembali bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, seraya mengklaim hubungan mereka sangat bersahabat”setelah dua kali bertemu pada masa jabatan pertamanya.
Baca Juga
Dalam pertemuan tersebut, Lee berusaha merayu Trump dengan pujian atas kenaikan pasar saham AS, dekorasi Oval Office bernuansa emas, hingga upaya perdamaian yang digagas Trump. Lee bahkan berseloroh, jika perdamaian tercapai, Trump bisa membangun menara di Korea Utara dan memainkannya sebagai simbol penjaga perdamaian dunia.
Kedua pemimpin juga membahas peluang kerja sama perkapalan. Trump berjanji akan membeli kapal dari Korea Selatan, sementara Lee menyinggung rencana investasi swasta Korsel senilai US$150 miliar di AS, termasuk pembangunan galangan kapal yang mempekerjakan tenaga kerja Amerika.
Meski begitu, bayang-bayang ketegangan dagang tetap menyelimuti. Pada Juli lalu, AS dan Korea Selatan mencapai kesepakatan menit terakhir yang mencegah tarif 25% atas ekspor Korsel.
Namun, pejabat pemerintahan Trump disebut masih tidak puas dengan detail janji investasi US$350 miliar yang menjadi bagian dari kesepakatan tersebut.
Selain isu dagang, pertemuan juga menyentuh kerja sama pertahanan, yang sempat coba disertakan Seoul dalam negosiasi tarif.
Sebelum mendarat di Washington, Lee sempat mengingatkan bahwa sejumlah pejabat AS menilai kesepakatan Juli lalu terlalu menguntungkan Korea Selatan.
“Kami tidak bisa menerima upaya sepihak untuk membuka kembali apa yang sudah disetujui kedua presiden,” ujar Lee kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan.
Trump sempat memperkeruh suasana dengan unggahan di Truth Social yang menyebut kondisi politik di Korea Selatan “seperti Pembersihan atau Revolusi.” Dia bahkan mengklaim ada penggerebekan terhadap gereja dan instalasi militer oleh pemerintahan baru di Seoul.
Namun, setelah Lee menjelaskan bahwa kabar tersebut berkaitan dengan krisis politik warisan pemerintahan sebelumnya, Trump melunak dan menyebutnya sebagai kesalahpahaman.