Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OECD Optimistis, Core : Pertumbuhan Ekonomi Sulit Lewati 4 Persen

Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi antara 4 persen hingga 4,9 persen. Angka ini lebih rendah dari perkiraan pemerintah yaitu 4,5 persen sampai 5,3 persen.
Sejumlah buruh pabrik pulang kerja di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2020)./ANTARA FOTO-Fauzan
Sejumlah buruh pabrik pulang kerja di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2020)./ANTARA FOTO-Fauzan

Bisnis.com, JAKARTA - Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi antara 4 persen hingga 4,9 persen. Angka ini lebih rendah dari perkiraan pemerintah yaitu 4,5 persen sampai 5,3 persen.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal mengatakan bahwa untuk melewati angka 4 persen masih sulit. Lembaganya masih memproyeksi antara 3 persen sampai 4 persen.

“Kita lihat vaksinasi sudah mulai berjalan. Akan tetapi yang agak kita khawatirkan adalah di daerah. Lalu vaksinasi sendiri juga bukan faktor sendiri penentu. Ada faktor lainnya. Misalnya kita melihat pertumbuhan ekonomi adalah tingkat konsumsi,” katanya saat dihubungi, Kamis (11/3/2021).

Faisal menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga merupakan yang prioritas karena berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan dilihat dari tingkat penjualan riil dan indeks keyakinan konsumen, semua masih pada level pesimistis hingga bulan lalu.Artinya, masih ada tekanan dari tingkat konsumsi masyarakat hingga Februari.

Pemerintah sebetulnya sudah mengantisipasi untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga dengan memberikan stimulus melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Berdasarkan data terakhir, angkanya Rp699,43 triliun.

Angka tersebut terus meningkat dari persiapan awal yaitu Rp372,3 triliun dan melewati yang dianggarkan tahun lalu sebesar Rp579,78 triliun.

Akan tetapi Faisal menilai PEN tidak hanya meningkat dari sisi nilai, tetapi juga implementasinya. Itu yang menjadi catatan untuk pemerintah pada pelaksanaan tahun lalu.

“Lalu untuk meningkatkan konsumsi, selain bantuan langsung tunai, lebih diarahkan untuk ke sektor produktif. Jadi perbanyak padat karya tunai sehingga banyak orang yang bisa bekerja sehingga bisa mendorong produktivitas dalam jangka panjang. Dengan bagitu orang bisa meningkat konsumsinya karena punya gaji,” jelasnya.

Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi antara 4 persen hingga 4,9 persen. Angka tersebut dianggap cukup optimistis.

Bahkan, OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan memimpin, menjadi 5,4 persen atau yang tertinggi dibandingkan negara-negara lain.

Pada akhir tahun lalu, OECD memperkirakan perekonomian Indonesia bisa tumbuh di level 4,0 persen pada 2021.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper