Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) optimistis pertumbuhan volume produksi pada 2021 akan lebih besar dari pertumbuhan ekonomi.
Seperti diketahui, Bank Indonesia meramalkan pertumbuhan ekonomi nasional 2021 berada di kisaran 4,8-5,8 persen. Sementara itu, fungsi intermediasi akan tumbuh sekitar 7-9 persen secara tahunan.
"Tahun depan kami punya prediksi isa tumbuh sekitar 6 persen plus-minus. Yang jelas, pemulihan ekonomi itu harapan kami," kata Ketua Umum Aspadin Rachmat Hidayat kepada Bisnis, Selasa (22/12/2020).
Rachmat menilai pemulihan ekonomi penting untuk meningkatkan daya beli konsumen yang hilang karena pandemi. Oleh karena itu, Aspadin mengusulkan dua poin kepada pemerintah agar industri AMDK dapat kembali ke performa prapandemi, yakni penarikan investasi dan melanjutkan insentif saat pandemi pada 2021.
Menurutnya, penarikan investasi ke dalam negeri dapat membuka lapangan kerja baru. Pada akhirnya, daya beli masyarakat dapat berangsur pulih.
Sementara itu, perpanjangan insentif selama pandemi dinilai penting pada tahun depan. Rachmat berpendapat insentif yang dikeluarkan selama pandemi membuat pabrikan dapat bertahan, sedangkan fungsi insentif tersebut pada tahun depan adalah mendorong pemulihan.
Baca Juga
"Jadi, harapan kami, masih dilanjutkan [insentif] seperti bunga pinjaman dan bantuan langsung ke masyarakat," katanya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim mengatakan investasi sektor agro pada 2021 dibagi dalam tiga industri.
Pertama, industri makanan, hasil laut, dan perikanan yang akan meliputi gula, tepung, pakan, penggilingan jagung, biskuit. "Untuk industri makanan ini total akan ada 9 proyek dengan investasi senilai Rp19,94 triliun," katanya kepada Bisnis.
Kedua, industri minuman, hasil tembakau, dan bahan penyegar yang meliputi air minum dalam kemasan (AMDK), susu dan olahan susu, minuman ringan, serta produk cokelat. Di sini total akan ada 7 proyek dengan investasi senilai Rp2,66 triliun.
Ketiga, industri hasil hutan dan perkebunan yang meliputi refinery dan fraksinasi sawit, biodiesel, minyak sawit, pulp, dan kertas. Untuk total proyek ada 10 dengan investasi senilai lebih dari Rp10 triliun.