Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri air minum dalam kemasan atau AMDK berharap momentum pemilihan kepala daerah yang digelar hari ini akan memberi dampak positif bagi minuman kemasan kecil. Pasalnya, setelah kehilangan momentum pada libur Lebaran lalu saat ini pelaku industri hanya memiliki sedikit harapan pada libur akhir tahun.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) Rachmat Hidayat mengatakan produk minuman kemasan kecil menjadi yang terdampak sepanjang pandemi Covid-19 akibat tidak banyaknya kegiatan seperti pertemuan dan pesta. Untuk, itu momentum pilkada dan libur akhir tahun diharap setidaknya dapat meningkatkan utilisasi produk tersebut.
"Mudah-mudahan Pilkada yang hanya sehari ini berdampak positif juga libur akhir tahun nanti. Kemarin minuman kemasan kecil sempat turun sekali utilisasi sampai di 40 persen, tetapi ini sudah mulai sedikit membaik," katanya kepada Bisnis, Rabu (9/12/2020).
Rachmat mengemukakan meski tak setinggi konsumsi lebaran yang bisa mencapai 20 persen dari bulan biasa tetapi umumnya pada libur akhir tahun ada peningkatan 10-15 persen. Untuk itu, jika hal itu tercapai kemungkinan akan membantu industri untuk tumbuh positif tahun ini.
Sejauh ini minuman galon yang memang mengambil porsi 69 persen dari AMDK masih menjadi penolong dalam kinerja secara industri. Utilisasinya pun tercatat dikisaran 80 persen. "Kalau secara total utilisasi sekarang 60-70 persen, semoga tahun ini masih bisa tumbuh positif walaupun di angka 1-2 persen," ujar Rachmat.
Sebelumnya, besarnya pasar Ramadan dan Lebaran membuat industri FMCG, khususnya industri AMDK, menjadikan bulannya sebagai satu kuartal sendiri. Namun demikian, memuncaknya penyebaran Covid-19 pada Ramadan 2020 membuat industri FMCG kehilangan permintaan sebesar satu kuartal.
Baca Juga
Hal tersebut memukul utilisasi industri AMDK ke bawah level 50 persen pada April-Mei.
Rachmat meramalkan volume produksi AMDK pada tahun ini masih akan stagnan cenderung tumbuh positif. Seperti diketahui, Aspadin sebelumnya meramalkan volume produksi pada 2020 berpotensi lebih rendah dari realisasi 2019 sebesar 29 miliar liter.