Bisnis.com, JAKARTA - Utilisasi rata-rata industri air minum dalam kemasan (AMDK) tercatat mulai merangkak naik. Namun demikian, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat target produksi 2020 harus dipangkas.
Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) mencatat saat ini utilisasi pabrikan berada di kisaran 50-60 persen per Agustus 2020. ANgka tersebut telah membaik jika dibandingkan dengan utilisasi saat pandemi COvid-19 baru-baru menyerang atau di level 40 persen.
"Meskipun [peredaran orang] belum banyak, tapi sudah ada aktivitas [di masyarakat]. Jadi, sudah ada [perbaikan utilisasi], tapi belum besar. Kalau untuk balik ke awal [sebelum pandemi] masih jauh," kata Ketua Umum Aspadin Rachmat Hidayat kepada Bisnis, Senin (7/9/2020).
Rachmat berujar kenaikan utilisasi tersebut didorong oleh membaiknya serapan AMDK dalam bentuk gelas dan botol. Adapun, utilisasi produksi kedua produk tersebut kini telah mencapai 60 persen.
Seperti diketahui, produksi kedua produk tersebut anjlok per April 2020 karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Adapun, permintaan AMDK dalam gelas anjlok hingga 40 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan AMDK dalam botol meroso 30 persen.
Di samping itu, utilisasi produksi AMDK galon telah naik ke kisaran 80 persen dari posisi sebelumnya di kisaran 60 persen. "Dari awal pandemi juga [produksi AMDK galon] cukup baik karena tertolong konsumsi rumah tangga,"
Baca Juga
Rachmat menyatakan vaksin menjadi katalis utama agar kegiatan di lapangan kembali normal. Namun demikian, Rachmat berujar beberapa pabrikan telah mencoba meningkatkan serapan pasar saat ini melalui penjualan daring.
Alhasil, Rachmat mencatat penjualan AMDK secara daring melonjak selama pandemi. Namun demikian, penjualan AMDK secara daring dinilai kurang efektif untuk AMDK gelas dan botol.
Maka dari itu, Aspadin kembali merevisi target produksi industri AMDK pada akhir tahun. Sebelumnya, Aspadin telah merevisi target pertumbuhan AMDK dari 10 persen menjadi sekitar 31 miliar liter menjadi 5 persen menjadi sekitar 29 miliar liter.
"Harapannya sih tidak [lebih rendah dari realisasi 2019], karena kalau lebih rendah berarti [pertumbuhannya] minus. Harapan kami masih tumbuh positif [akhir 2020]. Tumbuh stagnan tidak jadi pilihan," ucapnya.