Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Momen Low Season Makin Dekat, Bagaimana Nasib Pekerja Pariwisata?

Sempitnya waktu cuti yang diberikan pemerintah pada lebaran tahun ini dikhawatirkan semakin menekan okupansi sektor perhotelan.
Pegawai hotel melayani wisatawan di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (3/3/2020). Tingkat hunian hotel di Bali rata-rata turun hingga 70 persen sejak merebaknya wabah virus corona./ANTARA FOTO-Nyoman Hendra Wibowo
Pegawai hotel melayani wisatawan di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (3/3/2020). Tingkat hunian hotel di Bali rata-rata turun hingga 70 persen sejak merebaknya wabah virus corona./ANTARA FOTO-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, JAKARTA – Tenaga kerja di sektor pariwisata diperkirakan bakal kembali dilanda oleh masalah ketenagakerjaan pada periode low season yang berlangsung selama Ramadan-Idulfitri.

Tak hanya itu, sempitnya waktu cuti yang diberikan pemerintah pada lebaran tahun ini dikhawatirkan semakin menekan okupansi sektor perhotelan.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Djunaedi mengatakan dampak low season pada periode Ramadan-lebaran tahun ini tidak menutup kemungkinan bertambahnya jumlah tenaga kerja sektor pariwisata, terutama hotel dan restoran, yang akan dirumahkan.

"Sebagai dampak dari periode low season ini terhadap tenaga kerja sektor pariwisata, naga-naganya perusahaan akan melakukan lay off karyawan," kata Didien kepada Bisnis, Rabu (10/3/2021).

Saat ini saja, lanjut Didien, jumlah tenaga kerja yang sudah terkena dampak pandemi, baik dirumahkan maupun dikenakan pemutusan hubungan kerja (PHK), lebih dari 60 persen dari total pekerja. Dampak paling signifikan dialami oleh pekerja di sektor hotel dan restoran.

Kendati demikian, Didien masih melihat adanya potensi pemasukan ke sektor pariwisata. Terutama, destinasi-destinasi yang mudah diakses seperti beberapa daerah di Pulau Jawa, termasuk DI Yogyakarta.

"Paling tidak, sebanyak 50 persen dari total wisatawan domestik yang berlibur sebagai pemudik, pasti akan mudik walaupun cuti hanya 2 hari. Selain itu, sektor pariwisata juga berharap dari orang-orang yang telah divaksin, meskipun harapanya kecil," katanya.

Lebih jauh, dia meyakini tahun ini pemerintah akan lebih getol menahan laju wisatawan pada hari libur setelah mengalami banyak kebobolan pada tahun lalu di mana acap kali jumlah kasus positif melonjak setelah masa liburan.

Kendati demikian, sambung Didien, industri pariwisata tidak punya banyak pilihan, selain menanti mulai dirasakannya efek dari program vaksinasi di Tanah Air. Paling tidak, sampai dengan semester I/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper