Bisnis.com, JAKARTA – Masuknya 2 investasi Uni Emirates Arab (UEA) di sektor transportasi melalui anak usaha patungan antara Dubai Port (DP) World dengan PT Maspion dalam pembangunan pelabuhan peti kemas di Jawa Timur dan kesepakatan Paspor Logistik Dunia menjadi penggerak iklim investasi.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan mengapresiasi upaya dari Menteri Koordinator Bidang Investasi dan memajukan kerja sama bilateral antara UAE dan Indonesia seperti yang telah ditugaskan oleh kedua kepala negara tersebut.
Luhut pun lantas menyebutkan usulannya kepada Presiden Joko Widodo untuk menjadikan UAE sebagai salah satu teladan. Sejak berdiri, UAE telah mengalami transisi yang luar biasa hingga menjadi sebuah negara yang memiliki ekonomi produktif yang berlandaskan pengetahuan masa depan, inovasi, dan energi.
“Selain itu, UAE juga telah berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakatnya hingga mampu menjadi salah satu negara yang memiliki pendapatan rata-rata paling tinggi di dunia. "UAE kini juga telah menjadi salah satu pusat keuangan dan ekonomi dunia," ujarnya melalui siaran pers, Minggu (7/3/2021).
Sementara itu, Menteri Energi dan Infrastruktur UAE Suhail menjelaskan nilai investasi DP Dubai kepada PT Maspion adalah senilai US$1,2 miliar.
Menurutnya, penerapan Undang-Undang Cipta Kerja di Indonesia akan membantu investor dan mampu menciptakan iklim investasi yang baik.
Baca Juga
Lebih lanjut, Suhail menyampaikan bahwa kini pemerintah kedua negara sedang duduk bersama untuk mengidentifikasi area-area investasi yang tidak hanya bisa dikerjakan bersama antar pemerintah tetapi juga sektor swasta.
Bersama konglomerasi milik Alim Markus itu, DP World akan membangun terminal peti kemas berkapasitas 3 juta TEUs dengan investasi US$1,2 miliar atau Rp17,2 triliun (kurs Rp14.300 per dolar Amerika Serikat).
Perjanjian itu juga menyertakan grup investasi global Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ). Ketiganya akan mendirikan perusahaan patungan untuk mengelola terminal kontainer berkapasitas 3 juta TEUs serta kawasan industri dan logistik terintegrasi seluas 110 hektare yang mungkin diperluas pada masa mendatang.
Indonesia juga telah menandatangani perjanjian kerangka kerja resmi dengan World Logistic Passport (WLP) bersama dengan Pelabuhan di Dubai sebagai inisiatif untuk meningkatkan peluang perdagangan diantara pasar negara berkembang.
Ketua Dubai’s Ports, Customs, and Free Zone Corporation (PCFC) Sultan Ahmed Bin Sulayem meyakini perjanjian itu akan mempercepat peluang Indonesia dalam perdagangan dan pertumbuhan ekonomi pada masa depan.