Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) tengah menyiapkan tiga proyek sub sektor transportasi yakni jalan tol, bandara dan pelabuhan sebagai prioritas untuk mengundang investor strategis dengan struktur kerja sama yang fleksibel.
Direktur Investasi LPI atau Indonesia Investment Authority (INA) Stefanus Ade Hadiwidjaja menuturkan masih terlalu awal untuk menjelaskan secara terperinci terkait dengan jumlah dan nilai aset proyek dari ketiga sub sektor tersebut. Terlebih direksi dan lembaga ini baru terbentuk selama dua pekan.
Namun, dia menyatakan INA akan secepat mungkin berkoordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Perhubungan terkait dengan proyek-proyek yang tengah didalami tersebut.
Stefanus menjelaskan bentuk kerja sama yang dilakukan nantinya adalah pihaknya sebagai institusi lembaga pengelola investasi yang membawa modal (capital) baik modal yang dimiliki pemerintah maupun dikerjasamakan dengan modal dari investor strategis asing dan domestik.
Sejumlah bentuk kerja sama yang bisa dilakukan, lanjutnya, adalah dengan membentuk anak usaha patungan atau joint venture (JV), masuk secara langsung ke dalam suatu entitas, dan segala macam struktur lainnya.
“Kami sedang menjajaki pihak terkait dengan airport, toll road dan sea port beberapa macam bentuk bisa JV, masuk ke dalam langsung entitas dari beberapa macam strukturnya. Setelah melakukan investasi yang kami harapkan bukan hanya duduk dan pasif tapi nilai tambah yang dibawa bukan hanya dari INA. Jadi ini poin penting siapa yang akan menjadi partner investasi kita,” ujarnya dalam diskusi daring, Rabu (3/3/2021).
Stefanus mengharapkan adanya investor global yang masuk dan memiliki keahlian serta dapat menjadi nilai tambah bagi aset tersebut. Pada intinya, dia menekankan investor harus dapat memberikan kontribusi capital dengan struktur kerja sama yang lebih fleksibel.
“Kami rasa ini terlalu awal untuk spesifik aset mana nilainya berapa. Kami baru saja mulai dua minggu. Kami janji bekerja keras secepat mungkin berkoordinasi dengan BUMN dan Perhubungan serta investor dari luar. Namun, untuk mempersiapkan ini terlalu awal untuk sharing detail,” tekannya.
Adapun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan jajaran Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia atau Indonesia Investment Authority (INA). Presiden optimistis INA akan menjadi Sovereign Wealth Fund (SWF) kelas dunia.
Keberadaan INA didasarkan pada Undang-undang Cipta Kerja yang baru saja disahkan beberapa bulan lalu. Regulasi tersebut didukung oleh mayoritas partai di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Dewan Pengawas diketuai oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Sementara untuk posisi CEO diserahkan kepada Ridha DM Wirakusumah yang sebelumnya adalah Direktur Utama PT Bank Permata Tbk. (BNLI)
Kepala Negara juga berharap semua instansi di negara ini memberikan dukungan penuh terhadap kebijakan INA. Sehingga bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya.