Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rumah Bebas PPN, Industri Keramik Percaya Diri

Sepanjang tahun lalu, di tengah pandemi Covid-19, utilitasi pabrik keramik hanya mencapai 56 persen.
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk. /Bisnis.com
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Industri keramik menilai pemberian insentif fiskal berupa pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk rumah dengan harga jual hingga Rp2 miliar menjadi salah satu katalis positif tahun ini saat Indonesia memasuki satu tahun pandemi Covid-19.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto memproyeksikan pertumbuhan produksi pada tahun ini akan mencapai 401 juta meter persegi dengan tingkat utilisasi pada level 74 persen. Pada tahun lalu aktivitas pabrik hanya mencapai 56 persen dari kapasitas produksi.

Angka tersebut meningkat 32 persen dibandingkan dengan realisasi produk keramik nasional pada 2020 yang sebesar 302 juta meter persegi, di mana level utilisasi hanya berkisar 56 persen akibat Pandemi Covid-19.

"Untuk peluang dari penyerapan proyek properti bisa mencapai 20 persen dari total sales. Untuk itu, pertumbuhan sektor industri properti yang berkisar 4,5-5 persen tentu akan memberikan impact positif langsung terhadap produk keramik. Kami juga telah melakukan MoU Kerjasama Supply Keramik dengan REI, Apersi, Himperra, Gapensi sejak 2019 lalu," katanya kepada Bisnis, Selasa (2/3/2021).

Edy menyebut katalis lain yakni larangan pemakaian produk impor bahan bangunan untuk sektor konstruksi dan properti oleh Kementerian PUPR.

Alhasil, Asaki sangat menyambut baik kebijakan pemerintah yang memberikan diskon PPN untuk pembelian rumah agar turut menggairahkan kembali industri properti yang lesu dalam beberapa tahun terakhir ini.

"Membaiknya industri properti tentu menjadi angin segar bagi industri bahan bangunan terutama industri keramik juga larangan penggunaan barang impor diharapkan bisa membantu mendongkrak utilisasi produksi industri keramik tahun ini," ujarnya.

Edy mengemukakan estimasi utlisasi tahun ini bisa meningkat ke level 75 persen dari utilisasi tahun lalu yang hanya di angka 56 persen.

Selain meningkatkan utilisasi produksi, Edy mengatakan industri keramik akan menyambut baik peluang tersebut dengan inovasi produk baru, memanfaatkan multi channel distribution, dan peningkatan services terutama Quality Assurance & After Sales Services

Sisi lain, penurunan harga gas tertentu juga telah membantu meningkatkan daya saing industri keramik mulai akhir tahun lalu. Hal itu, tercermin dari kinerja ekspor yang naik 30 persen pada tahun lalu dan menjadi yang tertinggi sejak 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper