Bisnis.com, JAKARTA - Qantas Airways Ltd. menyusun rencana ambisius untuk melanjutkan penerbangan ke sebagian besar tujuan internasional mulai akhir Oktober. Awalnya maskapai penerbangan pelat merah Australia itu berencana menerima pemesanan untuk penerbangan internasional mulai 1 Juli 2021.
Perusahaan bertaruh bahwa peluncuran vaksin akan membantu menghidupkan kembali industri penerbangan dunia yang sangat terpukul.
Dalam sebuah pernyataan, Qantas mengatakan berencana terbang ke 22 kota di luar negeri termasuk Los Angeles, London dan Johannesburg mulai 31 Oktober. New York dikecualikan dari rencana awal. Jetstar, maskapai bertarif rendah Qantas, akan melanjutkan penerbangan ke semua 13 tujuan internasionalnya pada waktu yang sama.
Meski dimundurkan, jadwal tersebut secara luas sejalan dengan tanggal di mana Australia berencana untuk menyelesaikan program vaksinasi. Seperti maskapai penerbangan di seluruh dunia, upayanya untuk terbang dengan jadwal terbatas telah berulang kali terhalang oleh penutupan perbatasan yang mendadak, di dalam Australia dan luar negeri.
"Tidak ada dari kami yang tahu seberapa besar dampak Covid pada dunia, atau pada penerbangan,” kata Chief Executive Officer Alan Joyce, dilansir Bloomberg, Kamis (25/2/2021).
Harapan untuk pemulihan perjalanan yang diilhami oleh vaksin telah surut karena varian virus corona yang sangat menular memicu karantina yang lebih ketat. Sejauh ini, proposal industri penerbangan untuk pengujian atau sertifikat vaksin untuk menggantikan isolasi wajib, belum mendapatkan perhatian pemerintah.
Baca Juga
Qantas mengatakan tidak memprediksi pemulihan internasional penuh hingga 2024.
Sebelumnya, Qantas memangkas setidaknya 8.500 pekerjaan dan biaya scything sebagai bagian dari rencana tiga tahun untuk bertahan dari krisis penerbangan terbesar yang pernah ada.
Pembatasan perjalanan Covid-19 membuat Qantas mengalami kerugian sebelum pajak sebesar 1,03 miliar dolar Australia (US$821 juta) dalam enam bulan yang berakhir Desember 2020 dari laba 771 juta dolar Australia setahun sebelumnya.
Rencana penyelesaian Joyce untuk Qantas melibatkan pemotongan biaya senilai 15 miliar dolar Australia selama tiga tahun.
Maskapai ini telah menghentikan seluruh armadanya yang terdiri atas 12 Airbus A380 raksasa setidaknya selama tiga tahun, dan telah menunda pengiriman pesawat lainnya.