Bisnis.com, JAKARTA -— Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menyebutkan PT Chevron Pacific Indonesia baru mengebor sebanyak 12 sumur di Blok Rokan. Padahal, transisi Blok Rokan ke PT Pertamina (Persero) tinggal 6 bulan lagi.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan bahwa jumlah sumur yang dibor itu merupakan kegiatan yang dilakukan pihak Chevron sejak tahun lalu hingga sepanjang tahun ini. Kegiatan pengeboran sumur Blok Rokan terganjal sejumlah masalah.
"Kondisi lapangan setelah hujan cukup menantang dan juga sudah beberapa tahun tidak ngebor di Rokan. Pengadaan barang atau material untuk waktu yang mepet juga menjadi tantangan tersendiri," katanya kepada Bisnis, Kamis (25/2/2021).
Sementara itu, SKK Migas telah menyiapkan langkah mitigasi agar kegiatan pengeboran di Blok Rokan guna menahan laju penurunan produksi selama masa transisi bisa terus berjalan. Julius mengatakan pihaknya akan secara agresif mencari material untuk pengeboran sumur.
Menurut Julius, pihaknya akan mengusahakan pengeboran Blok Rokan semaksimal mungkin dengan target tetap bisa mengebor di atas 100 sumur hingga Agustus 2021.
"Sedang dalam proses, well head-nya yang kelihatan agak kesulitan dicari,terus kita usahakan cari barang-barang terpakai dan kita refurbish," tuturnya.
Pengeboran sumur Blok Rokan merupakan komitmen yang disepakati oleh SKK Migas dan Chevron dalam head of agreement (HoA) pada 28 September 2020 untuk investasi pada masa transisi di Blok Rokan.
CPI akan mengucurkan investasi senilai US$154 juta untuk kegiatan pengeboran. Pada 2020, CPI akan mengebor 11 sumur dengan perkiraan investasi US$11 juta untuk penambahan produksi sebesar 500 barel minyak per hari. Sementara itu, pada 2021, CPI akan mengebor 107 sumur dengan estimasi investasi US$143 juta untuk menambah produksi sebesar 5.000 barel minyak per hari.
Julius mengatakan bahwa apabila Chevron tidak dapat menyelesaikan pengeboran sumur sesuai dengan target itu, maka nantinya pekerjaan tersebut akan dilanjutkan oleh PT Pertamina (Persero) dengan investasi dari Chevron.
"Ya, dilanjutkan langsung oleh Pertamina," ungkapnya.