Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Infrastruktur Belum Jalan, ASI : Dampak Pandemi Masih Ada

ASI: Dari pantauan hasil laporan perindustrian, konsumsi semen curah turun cukup besar dibandingkan penurunan semen ritel. Ini menujukkan memang pembangunan infrastruktur belum mulai.
Foto udara pembangunan proyek jalan tol Trans Sumatera ruas Palembang-Bengkulu Seksi Indralaya-Prabumulih di Indralaya, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis(3/9/2020). Pembangunan jalan tol sepanjang 65Km tersebut ditargerkan rampung pada 2021. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Foto udara pembangunan proyek jalan tol Trans Sumatera ruas Palembang-Bengkulu Seksi Indralaya-Prabumulih di Indralaya, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis(3/9/2020). Pembangunan jalan tol sepanjang 65Km tersebut ditargerkan rampung pada 2021. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan bahwa kegiatan infrastruktur masih belum dimulai pada awal 2021. Adapun, pengaruh pandemi Covid-19 dinilai masih memengaruhi konsumsi semen untuk sektor infrastruktur.

Ketua Umum ASI Widodo Santoso berharap agar pembangunan infrastruktur pada tahun ini dapat mencapai target. Pasalnya, tender paket konstruksi telah dimulai sejak akhir 2020.

"Dari pantauan hasil laporan perindustrian, konsumsi semen curah turun cukup besar dibandingkan penurunan semen ritel. Ini menujukkan memang pembangunan infrastruktur belum mulai," ucapnya kepada Bisnis, Senin (22/2/2021).

Widodo berharap agar konstruksi infrastruktur paling cepat dimulai pada akhir kuartal I/2021. Dengan kata lain, Widodo meminta agar dampak kegiatan konstruksi infrastruktur pada tahun ini terasa cepat dibandingkan dengan tahun lalu.

Pada 2020, ASI mendata pergerakan pembangunan infrastruktur dan perumahan di beberapa provinsi baru mendorong konsumsi semen pada Oktober 2020. Adapun, penambahan konsumsi semen karena pergerakan infrastruktur hanya terlihat pada sembilan provinsi dengan indikasi adanya pertumbuhan konsumsi semen secara tahunan.

Adapun, kesembilan provinsi tersebut adalah Aceh (naik 7 persen), Sumatra Utara (naik 4,5 persen), Jambi (naik 5,9 persen) Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat (naik 12 persen), Nusa Tenggara Timur (naik 30 persen), Maluku, dan Papua.

Tiga dari sembilan provinsi yang mengalami kenaikan berada di Pulau Sumatra yang notabenenya memiliki konsumsi yang tinggi. Permintaan semen dari wilayah Jawa dan Sumatra berkontribusi hingga 75 persen dari konsumsi nasional.

Walakin, Widodo menyatakan bahwa peningkatan konsumsi semen di Aceh, Sumatra Utara, dan Jambi belum bisa mengungkit konsumsi semen secara nasional pada Oktober 2020. Pasalnya, berdasarkan data ASI, konsumsi semen di Sumatra dan Jawa masing-masing turun 3,3 persen dan 14 persen secara tahunan per September 2020.

Di sisi lain, produksi semen per Januari 2021 tercatat tumbuh 4,3 persen menjadi 5,82 juta ton. Adapun, pertumbuhan produksi tersebut didorong oleh pertumbuhan konsumsi semen di Sumatra dan permintaan semen dari pasar global.

Dalam catatan ASI, konsumsi semen di Sumatra naik 2,9 persen secara tahunan menjadi 1,1 juta ton dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu sekitar 1,07 juta ton. Namun, konsumsi semen nasional masih tumbuh negatif lantaran konsumsi semen di Pualu Jawa merosot 4,2 persen menjadi 2,72 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper